Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Konsep Modul 2.3-2.3 Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching

20 November 2023   19:14 Diperbarui: 20 November 2023   19:34 24935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Coaching dengan TIRTAhttps://www.pexels.com/photo/woman-in-pink-shirt-sitting-on-brown-wooden-armchair-4098151/

3. Saya sering mengalami kesulitan mempertahankan fokus saat berbicara dengan orang lain. a. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya minat pada topik, pikiran yang berlebihan, dan lingkungan yang tidak mendukung. b. Untuk mengembalikan fokus, saya melakukan langkah-langkah seperti mendengarkan dengan respons positif, meminta waktu jeda, menyelesaikan kepentingan mendesak, atau mencari lingkungan yang lebih kondusif. Dengan mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat, pengalaman kehilangan fokus dapat diatasi melalui komunikasi efektif dan penyesuaian lingkungan.

Mendengarkan Aktif

Keterampilan mendengarkan aktif, atau menyimak, menjadi kunci dalam coaching. Seorang coach yang efektif memberikan perhatian lebih pada coachee daripada bicara. Dalam percakapan coaching, fokus utama adalah coachee, dan seorang coach harus mengesampingkan agenda pribadi serta penilaian terhadap coachee. Mendengarkan aktif melibatkan menangkap kata kunci, yang sering mengandung makna mendalam. Kata kunci bisa diidentifikasi melalui intonasi, pengulangan, metafora, atau kata-kata unik. Latihan mendengarkan aktif membantu coach memahami makna yang tidak terucapkan dan mendukung coachee untuk mengatasi situasinya dengan lebih baik.

Asumsi 

Asumsi adalah anggapan tentang suatu situasi yang belum tentu benar. Contohnya, saat coachee menyebutkan "buntu," kita memiliki gambaran sendiri. Penting untuk menyadari asumsi, mengkonfirmasinya kepada coachee, seperti, "Buntu yang seperti apa yang dimaksud, bisa diceritakan?"

Melabel/Judgement

Label atau penilaian terhadap seseorang dapat terjadi sebelum dan selama coaching. Sebelumnya, kita mungkin telah memberikan label seperti "vokal" atau "irit bicara" kepada rekan yang akan di-coach. Penting untuk menghilangkan pikiran tersebut sebelum dan selama coaching agar tidak memengaruhi pandangan kita. Jika penilaian muncul saat coaching, fokus kita harus kembali pada coachee, menghindari penilaian yang tidak relevan. Jika perlu menyampaikan penilaian, lakukan dengan hati-hati, seperti, "Dari ceritamu, terasa ada antusiasme. Apakah itu benar?" Tujuannya adalah memberikan coachee ruang untuk menilai dirinya sendiri.

Asosiasi

Ketika coachee menceritakan pengalaman, potensi asosiasi muncul saat kita terhubung dengan pengalaman pribadi kita. Asosiasi bisa mengarahkan percakapan ke pengalaman kita, termanifestasi dalam pertanyaan mengarah atau dorongan untuk menasehati. Penting untuk menyadari asosiasi ini dan kembali fokus kepada coachee, ingat bahwa percakapan adalah tentang mereka, bukan pengalaman kita. Asosiasi juga dapat membawa kita terbawa emosi coachee. Saat itu, kita perlu melepaskan diri dari emosi tersebut, kembali ke netralitas, sehingga tetap menjadi rekan berpikir dalam coaching.

Pertanyaan Refleksi dan Pengalaman Berada di 3 Situasi di atas:


1. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa di-label/dinilai oleh orang tersebut. a. Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu? b. Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun