Eksplorasi Konsep Modul 2.3-2.2 mengajak kita untuk mendalami Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching dalam konteks pengembangan diri dan kemampuan komunikasi. Modul ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana fokus pada coachee, sikap terbuka, kesadaran diri, dan identifikasi peluang baru dapat menjadi dasar yang solid untuk membimbing dan mendukung perkembangan individu. Artikel ini adalah catatan tugas saya, ijin berbagi ya.
Pengantar
Dalam pengembangan kompetensi, segala pendekatan dimulai dengan redengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Salah satu pendekatan yang efektif adalah coaching, yang memulai dengan paradigma berpikir coaching. Coaching memberdayakan guru untuk mencapai otonomi, memungkinkan mereka mengarahkan, mengatur, mengawasi, dan memodifikasi diri secara mandiri. Paradigma dan prinsip coaching krusial dalam mendukung tujuan ini.
2.2.1 Paradigma Berpikir Coaching
Paradigma berpikir coaching meliputi: 1. Fokus pada coachee (rekan yang akan dikembangkan), 2. Bersikap terbuka dan ingin tahu, 3. Memiliki kesadaran yang kuat, 4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan, merupakan pendekatan yang menekankan pada pengembangan individu melalui pertanyaan, refleksi, dan tindakan.Â
1. Fokus pada coachee dalam pengembangan kompetensi menempatkan perhatian utama pada rekan yang dikembangkan, bukan situasinya. Dalam percakapan, guru (coachee) didukung untuk merinci masalah dan menentukan solusi agar murid dapat fokus. Pendekatan ini menghasilkan dialog konstruktif yang membahas hal-hal yang perlu dilakukan agar tujuan, seperti fokus murid pada penjelasan guru, tercapai. Dengan demikian, paradigma ini memberdayakan guru untuk memahami, mengatasi, dan mengembangkan diri mereka sendiri demi kemajuan rekan sejawat mereka sesuai dengan keinginan masing-masing.
2. Sikap terbuka dan ingin tahu dalam pengembangan kompetensi. Sikap ini melibatkan ketidakmenganalisis, ketidakmenghakimi, dan ketidakmenghakimi, memungkinkan penerimaan pemikiran tanpa emosi. Pertahankan rasa ingin tahu terhadap perspektif orang lain. Sikap netral diperlukan, dan jika timbul penghakiman, ubah menjadi pertanyaan hati-hati.Â
Memelihara rasa ingin tahu mendukung pemahaman terhadap situasi rekan. Menjaga dialog konstruktif dengan pertanyaan seperti, "Apa yang membuat Anda berpikir demikian?" memperkaya komunikasi. Paradigma ini menjadi dasar dalam Kompetensi Coaching dan Alur Percakapan Coaching TIRTA.
3. Kesadaran diri yang kuat dalam pengembangan kompetensi. Kesadaran diri yang baik memungkinkan pemahaman terhadap perubahan selama percakapan dengan rekan sejawat. Kemampuan menangkap emosi dan energi yang muncul, baik dari diri sendiri maupun rekan, menjadi kunci.Â
Paradigma ini menciptakan landasan untuk mengembangkan kompetensi coaching, yang akan dibahas lebih lanjut dalam bagian Kompetensi Coaching. Kesadaran diri yang kuat memperkaya pengalaman komunikasi dan memfasilitasi pengelolaan dinamika percakapan dengan lebih efektif.