Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

10 Oktober 2023   19:47 Diperbarui: 10 Oktober 2023   20:11 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam membentuk karakter dan mengasah potensi individu. Pendekatan ini merupakan inti dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan terkemuka di Indonesia. Baginya, pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membimbing anak-anak menuju keselamatan dan kebahagiaan tertinggi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. 

Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara, seorang guru harus bertindak sebagai panduan yang memberikan kebebasan kepada anak-anak sambil memberikan arahan untuk menjaga mereka tetap berada pada jalur yang benar.

Ki Hajar Dewantara menggunakan analogi seorang petani yang merawat tanamannya agar tumbuh subur. Demikian pula, seorang guru memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan positif anak-anak. Salah satu kunci untuk mencapai hal ini adalah melalui penerapan budaya positif dalam dunia pendidikan. Budaya positif ini tidak terlepas dari konsep disiplin positif, yang menjadi bagian integral dari kegiatan di sekolah.

Dalam konteks ini, peran saya sebagai seorang guru bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga seorang manajer yang bertanggung jawab untuk merangsang kreativitas belajar siswa dan membentuk budaya positif. Guru juga harus menjadi motivator dan inspirator yang mampu menanamkan nilai-nilai positif dalam diri siswa, sehingga mereka dapat menjadi pemimpin masa depan yang mampu menginspirasi perubahan. Implementasi budaya positif dalam pendidikan juga memerlukan kolaborasi yang kuat antara semua pihak yang terlibat di sekolah, termasuk kepala sekolah, rekan guru, staf sekolah, siswa, orang tua, komite sekolah, dan masyarakat sekitar.

Berikut adalah langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengimplementasikan budaya positif di lingkungan sekolah saya:

1. Memahami Lingkungan Sekolah

Sebelum menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah, penting bagi para guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang situasi dan kondisi sekolah mereka. Pemahaman ini menjadi dasar yang sangat penting untuk merencanakan langkah-langkah yang akan membangun budaya positif secara efektif.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Dengan pemahaman yang komprehensif tentang lingkungan sekolah, guru dapat mengidentifikasi tantangan, kekuatan, dan peluang yang ada. Mereka dapat mengenali aspek-aspek khusus yang mungkin memengaruhi kemungkinan sukses implementasi budaya positif. Misalnya, mereka dapat mempertimbangkan karakteristik siswa, struktur organisasi sekolah, budaya yang sudah ada, dan sejarah kejadian-kejadian sebelumnya.

2. Kolaborasi dengan Semua Pihak

Membawa budaya positif ke dalam lingkungan sekolah bukanlah tanggung jawab yang dapat diemban secara individual oleh guru saja. Ini adalah upaya yang memerlukan kolaborasi dari semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Kepala sekolah, rekan guru, staf pendidikan, siswa, dan orang tua semuanya memiliki peran penting dalam memastikan keberhasilan implementasi budaya positif.

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Kepala sekolah memiliki peran utama dalam memimpin dan mendukung upaya ini. Mereka dapat memastikan bahwa semua guru dan staf sekolah memiliki pemahaman yang sama tentang pentingnya budaya positif. Kepala sekolah juga dapat memberikan arahan dan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan budaya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun