Guru: Itu sangat bagus, Annisa. Ingatlah bahwa pendidikan adalah investasi untuk masa depanmu. Jika kamu butuh bantuan atau ada masalah lain yang ingin kamu diskusikan, jangan ragu untuk berbicara dengan Ibu, ya. Ibu selalu siap membantu.
Kasus 2. Stres Akademik yang Berlebihan
Rizki seorang siswa SMP mulai merasakan stres akademik yang berlebihan karena tekanan untuk mencapai prestasi tinggi di sekolah. Ia mengikuti berbagai perlombaan, kegiatan ekstrakurikuler, kursus tambahan, bimbingan belajar, dan les privat yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan Rizki merasa kelelahan fisik dan emosional.
Kasus ini terungkap ketika Rizki mulai menunjukkan gejala stres seperti kecemasan, gangguan tidur, dan penurunan semangat belajar. Orang tua Rizki dengan cepat menyadari hal ini, mereka pun meminta bantuan  guru untuk menangani masalah ini, termasuk berdiskusi mengurangi beban akademik yang berlebihan pada Rizki dan membantu menemukan keseimbangan antara pembelajaran dan istirahat yang diperlukan.
Langkah Segitiga Restitusi
1.Menstabilkan tindakan
Guru: Selamat pagi, Rizki. Ibu ingin berbicara denganmu tentang masalah yang telah kita bahas beberapa kali terkait stres akademik yang kamu alami.
Rizki: Selamat pagi, Bu Guru. Iya, saya merasa stres karena semua tugas dan ujian yang harus saya hadapi.
2.Validasi tindakan yang salah
Guru: Ibu sangat paham dengan perasaanmu, pasti semua kegiatan yang kamu ikuti tersebut menguras energi, baik fisik maupun psikis kamu. Â Tapi Ibu ingin tahu, apa yang membuatmu merasa stres?
Rizki: Saya merasa terlalu banyak tugas, banyak lomba yang harus saya ikuti dan ujian, Bu Guru. Orang tua dan guru selalu berharap saya mendapatkan nilai tinggi, dan itu membuat saya merasa tertekan.