Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh saya Isur Suryati calon guru penggerak angkatan 9dari SMP Negeri 1 Sumedang, Kabupaten Sumedang. Â Artikel ini adalah praktik penerapan segitiga restitusi untuk menyelesaikan permasalahan siswa di sekolah saya.
Sebagai informasi segitiga restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab. Terdapat 3 tahapan segitiga restitusi yaitu: 1. Menstabilkan identitas 2. validasi tindakan yang salah dan 3. Menanyakan keyakinan.
Pada tahap menstabilkan identitas dilakukan berdasarkan prinsip 1. Membuat kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran yang nantinya akan 2. Menggeser identitas gagal ke identitas sukses.Â
Selanjutnya tahap validasi tindakan yang salah dilakukan dengan berdasarkan prinsip 1. Setiap perilaku berupaya memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Â 2. Guru akan bergeser dari pemikiran stimulus respon menjadi proaktif sehingga dengan mengenali dan mengakui kebutuhan murid akan memperbaiki hubungan dengan murid.
Tahap terakhir adalah menanyakan keyakinan, pada tahap ini 1. Murid akan diberi pertanyaan-pertanyaan bermakna untuk memunculkan motivasi secara intrinsik sehingga 2. Mampu mengaitkan keyakinannya dengan tindakan yang salah.
Kasus 1. Kecanduan Gadget dan Media Sosial
Annisa, siswa SMP kelas 8-H, dia mulai terlihat kecanduan gadget dan media sosial. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain game online, mengejar likes dan komentar di platform media sosial, dan mengesampingkan tugas sekolah serta interaksi sosial di dunia nyata.
Permasalahan ini mulai terungkap ketika orang tua dan guru menyadari bahwa prestasi Anisa semakin menurun, padahal sebelumnya Maria selalu juara kelas. Selain itu, di rumah Maria minim berinteraksi secara fisik dengan keluarga, begitu pun di sekolah Maria mulai acuh dan tak peduli pada teman-temannya, karena sibuk terus dengan gadgetnya.
Langkah Segitiga Restitusi