Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran 1: Mulai dari Diri, Inilah 5 Pertanyaan Refleksi Lengkap dengan Jawaban!

20 Agustus 2023   12:35 Diperbarui: 20 Agustus 2023   12:40 10491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mulai dari diri (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Dalam ritme kehidupan yang seringkali bergerak dengan cepat, kita kadang-kadang melewatkan momen penting untuk merenung dan memahami diri sendiri. Setiap langkah yang diambil, setiap keputusan yang dibuat, semuanya menjadi bagian integral dari perjalanan kita menuju pertumbuhan dan pencerahan. 

Oleh karena itu, refleksi diri memiliki peranan yang sangat penting; ia adalah sebuah proses mendalam yang membantu kita melihat lebih dalam dari sekadar permukaan dan menggali makna di balik tindakan dan pemikiran kita. Dalam artikel ini, berjudul "Pembelajaran 1: Mulai dari Diri, Inilah 5 Pertanyaan Refleksi Lengkap dengan Jawaban!", Saya akan berbagi tentang perjalanan saya menuju diri  sendiri. 

Saya akan mengajak Anda untuk menjawab lima pertanyaan refleksi yang dirancang secara khusus untuk menggali wawasan baru, memperkuat pemahaman tentang diri sendiri, dan mengarahkan langkah Anda menuju perkembangan pribadi yang lebih baik. Melalui eksplorasi mendalam terhadap aspek-aspek tertentu dalam diri Anda, pintu menuju penemuan diri yang lebih dalam serta koneksi yang lebih erat dengan tujuan hidup Anda akan terbuka lebar.

Pendidikan menurut hemat saya, adalah perjalanan yang penuh makna, membawa kita melampaui batas-batas diri dan membuka pintu menuju pencerahan. Dalam artikel ini, saya akan mengajak Anda untuk menjelajahi perjalanan pendidikan melalui lensa refleksi diri dan inspirasi dari tokoh cemerlang, Ki Hajar Dewantara. Saya akan membahas bagaimana pengalaman belajar dan interaksi dengan guru yang inspiratif dapat membentuk jati diri serta pemberdayaan diri dalam dunia pendidikan.

Pertanyaan Refleksi Diri dan Jawaban

Pengalaman apa yang membuat Anda menjadi rindu bersekolah, atau, pengalaman apa yang membuat Anda kehilangan motivasi untuk bersekolah? (pilih salah satu)
Peristiwa apa yang membuat Anda merasa berkembang dan belajar sebagai
seorang pembelajar?
Siapa sosok guru yang menginspirasi Anda?
Apa pengalaman yang berkesan bersama guru tersebut?
Pernahkah Anda menduplikasi atau mengadaptasi yang dilakukan oleh guru tersebut di kelas yang anda ampu?

Berikut adalah contoh jawaban untuk pertanyaan refleksi di atas: 

Saya merasa kangen suasana sekolah saat terlibat dalam proyek kolaboratif yang mewajibkan kami bekerja sebagai tim. Kendati saya lebih suka bekerja sendiri, pengalaman ini membuka pandangan baru tentang pentingnya kerja sama dan komunikasi yang efisien dalam mencapai tujuan bersama. Kehangatan momennya begitu berarti sehingga kadang-kadang saya merindukan semangat dan kebersamaan yang terjalin dalam proyek tersebut.

Sebagai seorang ekstrovert, saya merasa tumbuh dan belajar secara signifikan saat memimpin kelompok diskusi di dalam kelas. Menghadapi tantangan untuk memotivasi dan melibatkan setiap anggota kelompok membantu perkembangan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi. Peristiwa ini menunjukkan bahwa belajar tak hanya tentang memahami materi, melainkan juga mengembangkan keterampilan sosial yang berharga.

Seorang guru yang menginspirasi saya adalah Ibu Rani, seorang pengajar sastra yang penuh dedikasi. Pengajaran beliau tak hanya hidupkan materi pelajaran, melainkan juga ajarkan nilai-nilai moral dan etika. Pengalaman berharga bersama Ibu Rani terjadi ketika beliau mengadakan sesi diskusi terbuka tentang buku yang kami baca, memungkinkan kami berbicara bebas tentang pandangan kami. Pendekatan ini ciptakan suasana pembelajaran inklusif dan dorong pemikiran kritis.

Saya pernah mencoba menerapkan pendekatan Ibu Rani saat memimpin kelompok studi. Saya ambil inspirasi dari diskusi terbukanya, ciptakan lingkungan yang memungkinkan anggota kelompok berbicara tanpa takut dihakimi. Pengalaman ini hasilkan diskusi bermakna dan tingkatkan saling penghargaan di antara anggota kelompok.

Untuk lebih memahami pertanyaan refleksi diri tersebut, alangkah lebih baiknya bila kita pahami terlebih dahulu 3 istilah berikut:

Refleksi Diri: Menemukan Potensi Diri Melalui Pendidikan


Refleksi diri adalah cermin jiwa, tempat di mana kita melihat jejak-jejak perkembangan dan potensi yang terpendam. Seperti seorang penjelajah mencari harta karun, melalui refleksi diri, kita bisa menemukan hikmah dari setiap perjalanan belajar. Pengalaman pribadi dalam proyek kolaboratif membuka mata kami akan pentingnya kerjasama dan mengeluarkan kita dari zona nyaman. Kerjasama membawa kita pada pemahaman bahwa melalui kolaborasi, kita dapat mencapai pencapaian yang lebih besar daripada yang dapat kita capai secara individu.

Inspirasi dari Ki Hajar Dewantara: Mengukir Makna Pendidikan


Ki Hajar Dewantara, seorang pahlawan pendidikan Indonesia, adalah sumber inspirasi yang tiada akhir. Pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang pendidikan holistik dan pemberdayaan individu mengilhami kita untuk menggali potensi terbaik dalam diri kita. Pandangannya tentang pendidikan sebagai "cara untuk membuka mata batin" mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan moral yang kokoh.

Peran Guru: Mengasah Permata yang Terpendam


Guru adalah pilar pendidikan yang tak tergantikan. Seperti seorang panduan di dalam gua gelap, guru membimbing kita melalui lorong-lorong pengetahuan. Dalam perjalanan pendidikan kami, Ibu Apong adalah contoh inspiratif dari seorang guru. Melalui dukungan akademisnya, Ibu Apong juga mengajarkan kami pentingnya kerja tim, komunikasi, dan pemecahan masalah. Diskusi-diskusi di luar kelas membantu kami mengatasi hambatan dan menciptakan ide-ide inovatif.

Pendidikan sebagai Pemberdayaan: Menggapai Cahaya Pencerahan


Melalui refleksi diri dan inspirasi dari Ki Hajar Dewantara, saya menyadari bahwa pendidikan adalah alat pemberdayaan diri. Pendidikan membantu kita melihat jendela menuju potensi dan memberi kita kepercayaan diri untuk menggapai pencerahan. Seperti Ki Hajar Dewantara yang mengibarkan bendera pendidikan sebagai cahaya, mari kita mengikuti jejaknya dengan tekad dalam menggapai cahaya pencerahan melalui pendidikan.

Pendidikan adalah jendela yang membuka cakrawala potensi dan pencerahan. Melalui refleksi diri, inspirasi Ki Hajar Dewantara, dan peran guru yang inspiratif, kita dapat mengukir makna pendidikan dalam kehidupan kita. Mari kita terus berjalan di atas jejak pencerahan, mengembangkan diri melalui pengalaman belajar, dan menerangi jalan kita dengan cahaya pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun