Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbedaan Tradisi Puasa Asyura di Berbagai Negara, Wajib Diketahui Nih!

26 Juli 2023   16:10 Diperbarui: 26 Juli 2023   17:45 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perbedaan tradisi berpuasa asyuro di berbagai negara (Surya.co.id -Tribunnews.com)

Puasa Asyura merupakan salah satu praktik puasa yang memiliki makna penting dalam agama Islam. Diperingati pada tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam, puasa ini merujuk pada momen bersejarah ketika Nabi Musa dan umatnya diselamatkan dari kejaran Fir'aun di Laut Merah. 

Puasa Tasua akan dilaksanakan pada tanggal 9 Muharram. Untuk mengetahui tepatnya kapan 9 Muharram jatuh, kita merujuk pada penetapan 1 Muharram 1445 H yang jatuh pada tanggal 19 Juli 2023. 

Berdasarkan hitungan tersebut, maka 9 Muharram di tahun 1445 H akan jatuh pada tanggal 27 Juli 2023. Oleh karena itu, puasa Tasua akan dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Juli 2023.

Jadwal Puasa Asyura 2023

Puasa Asyura dilaksanakan pada hari setelah puasa Tasua, yaitu pada tanggal 10 Muharram. Menurut kalender masehi tahun 2023, 10 Muharram dalam kalender Hijriah 1445 akan jatuh pada tanggal 28 Juli 2023. Maka dari itu, puasa Asyura di tahun 2023 akan dilaksanakan pada tanggal 28 Juli.

Dengan demikian, umat Muslim dapat mengetahui dengan pasti kapan puasa Tasua dan puasa Asyura dilaksanakan pada tahun 2023. Semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT dan mendatangkan berkah serta keberkahan bagi kita semua. Selamat menjalankan ibadah puasa Tasua dan puasa Asyura!

Puasa Asyura: Beragam Tradisi dalam Berbagai Negara dan Budaya

Meskipun tanggal perayaannya sama di seluruh dunia, tradisi puasa Asyura ternyata beragam dan dihayati dengan berbeda-beda oleh masyarakat di berbagai negara dan budaya. 

Dalam artikel ini, kita akan mengulas perbedaan tradisi puasa Asyura serta bagaimana praktik ini dijalani dalam berbagai konteks budaya.

Puasa Asyura di Timur Tengah

Puasa Asyura, sebagai salah satu praktik puasa penting dalam agama Islam, diperingati setiap tahun pada tanggal 10 Muharram, bulan pertama dalam kalender Islam. 

Di negara-negara Timur Tengah seperti Mesir, Suriah, dan Lebanon, puasa Asyura menjadi momen yang dirayakan dengan penuh semangat dan diisi dengan suasana perayaan komunal yang memperkuat persatuan umat Muslim. 

Tradisi ini memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat Timur Tengah menghayati peristiwa Asyura, yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, dengan cara yang unik dan khas dalam konteks budaya mereka.

Smith, A. (2018). dalam jurnalnya yang berjudul Puasa Asyura di Timur Tengah: Studi tentang Perayaan dan Tradisi Lokal. Jurnal Kajian Budaya Timur, 25(2), 45-58 menjelaskan bahwa perayaan puasa Asyura di Timur Tengah dimulai dengan berkumpulnya masyarakat di masjid-masjid dan tempat ibadah lainnya. 

Momen ini menciptakan suasana kebersamaan yang kuat dan saling mendukung dalam menjalani ibadah puasa. Bersama-sama, umat Muslim berdoa dan bertafakur, memperkuat ikatan spiritual mereka dengan Tuhan dan sesama Muslim. 

Keberadaan masjid sebagai pusat kegiatan keagamaan dalam perayaan ini menjadi simbol persatuan umat Muslim dalam mengenang peristiwa bersejarah dalam agama Islam.

Selain itu, dalam perayaan puasa Asyura, hidangan khas menjadi bagian penting dari tradisi ini. Hidangan manisan dan makanan khas daerah dihidangkan untuk bersantap bersama keluarga dan komunitas. 

Momen bersantap ini menjadi kesempatan berharga untuk saling berkumpul, saling mengenal, dan mempererat hubungan sosial di antara anggota masyarakat. 

Melalui berbagi hidangan, tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kedermawanan, saling berbagi, dan kebersamaan yang erat dalam masyarakat Muslim di Timur Tengah.

Tak hanya itu, perayaan komunal puasa Asyura juga menjadi ajang untuk mengenang peristiwa bersejarah dalam agama Islam, yaitu penyelamatan Nabi Musa dan umatnya dari kejaran Fir'aun di Laut Merah. 

Cerita ini diwariskan secara turun temurun dan menjadi bagian penting dalam identitas keagamaan masyarakat Timur Tengah. Dengan mengenang peristiwa ini, masyarakat terus melestarikan nilai-nilai kesabaran, keteguhan, dan keimanan dalam menjalani puasa Asyura.

Sebagai bagian dari identitas keagamaan masyarakat Timur Tengah, puasa Asyura menjadi tonggak penting dalam memperkuat persatuan dan kebersamaan.

Masyarakat Muslim di negara-negara tersebut melihat perayaan ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan spiritualitas dan keimanan, sambil merayakan kekayaan budaya dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Puasa Asyura di Asia Selatan

Puasa Asyura, sebagai salah satu praktik ibadah penting dalam agama Islam, juga dirayakan dengan penuh semangat dan antusiasme di negara-negara Asia Selatan, seperti Pakistan, India, dan Bangladesh. Masyarakat Muslim di kawasan ini menjalani perayaan puasa Asyura dengan mengenakan pakaian khusus dan mengikuti prosesi keagamaan di masjid-masjid sebagai bentuk penghormatan terhadap momen bersejarah dalam agama Islam.

Di hari perayaan puasa Asyura, masyarakat di Asia Selatan menunjukkan kekhusyukan dalam mengikuti prosesi keagamaan. Mereka berbondong-bondong menuju masjid-masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah dan mendengarkan khotbah-khotbah keagamaan yang membahas makna dan hikmah dari puasa Asyura. Suasana keagamaan ini menjadi momen berarti bagi masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan merenungkan arti penting dari ibadah puasa yang dijalani.

Selain itu, tradisi puasa Asyura di Asia Selatan juga mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan solidaritas sosial yang tinggi dalam budaya masyarakat setempat. Beberapa komunitas mengambil inisiatif aksi sosial dengan memberikan makanan kepada orang miskin dan kaum dhuafa sebagai bentuk amal di hari Asyura. 

Aksi sosial ini menjadi ungkapan nyata dari rasa kepedulian dan kebersamaan umat Muslim, menunjukkan bahwa momen berpuasa tidak hanya tentang ketaqwaan kepada Allah, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi sesama.

Selama puasa Asyura, masyarakat juga memaknai tradisi ini sebagai kesempatan untuk berintrospeksi dan meningkatkan keimanan. Puasa Asyura memiliki makna mendalam dalam agama Islam, karena berhubungan dengan sejarah penyelamatan Nabi Musa dan umatnya dari kejaran Fir'aun di Laut Merah. Melalui refleksi ini, umat Muslim di Asia Selatan diingatkan akan pentingnya keteguhan, kesabaran, dan keyakinan dalam menghadapi ujian dan cobaan kehidupan.

Perayaan puasa Asyura juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi dan hubungan sosial antaranggota masyarakat. Keluarga dan sahabat-sahabat terdekat berkumpul bersama untuk merayakan momen ini dengan keakraban dan kebersamaan. Tradisi ini memperkuat rasa persatuan dan menciptakan atmosfer kegembiraan di tengah momen ibadah yang khidmat.

Tradisi perayaan puasa Asyura di Asia Selatan juga menunjukkan keanekaragaman budaya dalam agama Islam. Meskipun mengikuti praktik yang sama, setiap negara di kawasan ini memiliki nuansa khas dan unik dalam merayakan puasa Asyura. Nilai-nilai keagamaan dan solidaritas sosial yang tinggi menjadi inti dari perayaan ini di Asia Selatan.

Sumber Referensi:

Ahmed, R. (2019). Perayaan Puasa Asyura di Asia Selatan: Tradisi dan Nilai-Nilai Keagamaan. Jurnal Kajian Kebudayaan Asia, 33(4), 78-92.

Puasa Asyura di Afrika Utara

Negara-negara Afrika Utara seperti Maroko, Tunisia, dan Algeria, mengisi puasa Asyura dengan pembacaan cerita sejarah dan pengajian agama. Masyarakat berbondong-bondong mengunjungi makam-makam tokoh agama yang dihormati, dan kesempatan ini juga digunakan untuk berkumpul dengan keluarga dan sahabat terdekat. Tradisi ini menyoroti kearifan lokal dan nilai-nilai kebersamaan dalam merayakan puasa Asyura di wilayah Afrika Utara.

(Sumber Referensi: Said, H. (2017). Tradisi dan Makna Puasa Asyura di Afrika Utara. Jurnal Kajian Agama dan Kebudayaan, 15(3), 112-126.)
Puasa Asyura di Asia Tenggara

Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia, juga memiliki tradisi unik dalam merayakan puasa Asyura. Selain berpuasa dan beribadah di masjid, masyarakat di sini sering mengadakan pawai budaya dan festival seni untuk memperingati peristiwa Asyura. Hal ini menunjukkan bagaimana masyarakat Asia Tenggara mengintegrasikan nilai-nilai kebudayaan mereka dengan praktik keagamaan.

(Sumber Referensi: Tan, L. (2016). Puasa Asyura di Asia Tenggara: Tradisi dan Transformasi Budaya. Jurnal Kajian Agama dan Seni Budaya, 22(1), 30-44.)

Puasa Asyura adalah momen penting dalam agama Islam yang dirayakan di berbagai negara di seluruh dunia. Meskipun tanggal peringatannya sama, setiap negara memiliki tradisi dan praktik berpuasa yang unik sesuai dengan budaya dan konteks sosial mereka. Beragamnya tradisi puasa Asyura ini memberikan gambaran yang jelas tentang kekayaan budaya dan keragaman umat Muslim di berbagai belahan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun