Menurut Rogers (1969), individu memiliki potensi untuk belajar secara mandiri dan aktif, jika kebutuhan belajar mereka terpenuhi. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan belajar individu dapat memicu motivasi intrinsik, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menghasilkan hasil yang lebih baik.
Dalam konteks pendidikan, kebutuhan belajar dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, seperti kebutuhan kognitif (misalnya memahami konsep, berpikir kritis), kebutuhan psikologis (misalnya merasa aman, terlibat dalam pembelajaran), dan kebutuhan sosial (misalnya berinteraksi dengan teman sebaya, merasa diterima).
Pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengoptimalkan lingkungan belajar, menyediakan bahan dan sumber daya yang relevan, menawarkan pilihan dan tantangan, serta memberikan dukungan dan umpan balik yang tepat.
Dalam memahami dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, penting bagi guru untuk mengadopsi pendekatan yang responsif dan inklusif, yang memperhatikan kebutuhan individu dan memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan belajar siswa
Pengetahuan
Dalam pembelajaran, pengetahuan siswa menjadi faktor penting yang mempengaruhi kebutuhan belajar mereka. Guru harus memahami tingkat pengetahuan siswa sebelum memberikan materi pembelajaran agar bisa menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang tepat.
Sebuah penelitian oleh Chodkiewicz, Hovermill, dan Yun (2016) menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap pengetahuan siswa sangat penting dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran. Jika guru tidak memahami tingkat pengetahuan siswa, maka mereka mungkin memberikan materi pembelajaran yang terlalu sulit atau terlalu mudah, yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam belajar.
Contoh kasus yang sering terjadi adalah siswa yang memiliki pengetahuan terbatas mengenai suatu topik tertentu. Jika guru tidak memahami tingkat pengetahuan siswa dan memberikan materi pembelajaran yang terlalu sulit, maka siswa dapat mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Sebaliknya, jika guru memberikan materi pembelajaran yang terlalu mudah, maka siswa yang sudah memahami topik tersebut akan merasa bosan dan kurang termotivasi untuk belajar.
Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memahami tingkat pengetahuan siswa dan menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang tepat, seperti memberikan materi yang disesuaikan dengan kemampuan siswa atau memberikan tugas yang menantang tapi masih dapat dicapai oleh siswa.
Keterampilan
Keterampilan juga menjadi faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi kebutuhan belajar siswa. Setiap mata pelajaran memiliki keterampilan yang berbeda-beda, seperti keterampilan menulis, membaca, berbicara, atau menghitung. Oleh karena itu, penting bagi guru dan tenaga pendidik untuk memahami keterampilan siswa dalam setiap mata pelajaran agar dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang tepat.
Penelitian yang dilakukan oleh Yulianto dan Nurmawati (2020) menunjukkan bahwa keterampilan menulis menjadi salah satu kebutuhan utama siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa siswa memerlukan dukungan dan bimbingan yang lebih intensif dalam meningkatkan keterampilan menulis mereka.
Selain itu, terdapat kasus di mana siswa membutuhkan keterampilan khusus untuk dapat memahami materi pelajaran. Misalnya, siswa dengan disleksia atau gangguan membaca lainnya memerlukan keterampilan khusus dalam membaca dan memahami teks. Oleh karena itu, penting bagi guru dan tenaga pendidik untuk memahami kebutuhan belajar siswa yang memiliki keterampilan khusus dan menyediakan dukungan yang sesuai.
Dengan memahami keterampilan siswa dalam setiap mata pelajaran, guru dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk setiap siswa dan memberikan dukungan yang dibutuhkan. Hal ini akan membantu siswa untuk memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan meningkatkan prestasi akademik mereka.