Di beberapa tempat, terdapat pengembangan dalam prosesi pelaksanaan, yakni dengan menampilkan kesenian khas daerah tersebut sebagai unsur pertunjukan. Nyadran menjadi salah satu tradisi yang dijalankan menjelang datangnya bulan Ramadan. Â pembersihan makam dan mengirimkan doa, yang merupakan tradisi dari para leluhur Sunda atau Jawa pada umumnya. Biasanya masyarakat ziarah ke makam menjelang bulan suci Ramadhan dan juga pada saat lebaran Idul Fitri.
KuramasanÂ
Dikutip dari goodnewsfromindonesia.com, dijelaskan bahwa kuramasan merupakan tradisi pembersihan dan penyucian diri secara lahir dan batin dalam menyambut bulan suci Ramadhan.Â
Arti dari kata "kuramas" dalam bahasa Sunda adalah "keramas" atau mencuci rambut. Meskipun keramas merupakan hal yang dilakukan sehari-hari, tradisi kuramasan telah turun-temurun dilakukan menjelang Ramadan.
Kuramasan tidak hanya sekadar membersihkan rambut, namun juga diartikan sebagai mandi besar atau mandi taubat untuk membersihkan diri secara keseluruhan dan bersiap untuk memasuki bulan suci.
Biasanya, kuramasan dilakukan sehari sebelum Ramadan dimulai. Pada zaman dulu, kuramasan dilakukan secara beramai-ramai di aliran sungai. Namun, saat ini kuramasan dilakukan mandiri di rumah masing-masing mengingat tidak semua orang memiliki akses ke sungai yang bersih di dekat tempat tinggal mereka.
MunggahanÂ
Tradisi yang tidak asing bagi masyarakat Sunda, sebagai harapan perubahan dalam hal kebaikan selama bulan suci Ramadhan.Â
Dilansir dari wikipedia, munggahan adalah sebuah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut bulan Ramadhan yang dilakukan pada akhir bulan Sya'ban, biasanya satu atau dua hari sebelum bulan Ramadhan tiba. Pelaksanaannya bervariasi, tetapi umumnya dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat, mengadakan makan bersama (botram), saling memaafkan, dan berdoa bersama. Beberapa orang juga mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam orang tua atau orang saleh, atau mengamalkan sedekah munggah (sedekah pada hari menjelang bulan puasa).
Kata "Munggahan" berasal dari Bahasa Sunda "unggah" yang berarti naik, yang bermakna naik ke bulan yang suci atau tinggi derajatnya. Tradisi Munggahan dimaksudkan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah, untuk membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun sebelumnya, dan agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
PapajarÂ
Tradisi melakukan rekreasi bersama keluarga maupun kerabat menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Dikutip dari detik.com, bahwa masyarakat muslim Sunda di daerah Sukabumi dan Cianjur memiliki tradisi yang unik dalam menyambut bulan Ramadan yang dinamakan Papajar. Tradisi ini konon sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari kata "mapag pajar" yang artinya fajar.Â
Dalam bahasa Sunda, istilah Papajar digunakan untuk menyambut kemunculan sesuatu seperti srangenge ti langit, tangara raja papajar, dan sebagainya. Jika fajar identik dengan terbitnya matahari, maka Papajar digunakan sebagai sambutan untuk terbitnya bulan Ramadan. Biasanya kegiatan Papajar diisi dengan rekreasi dan makan-makan selama seminggu sebelum memulai berpuasa.
MisalinÂ
Tradisi menggantikan yang tidak baik dengan yang lebih baik, dengan beberapa rangkaian yang dilakukan untuk memenuhi Ritual Misalin.Â