Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

6 Cara Mengajari Anak Memanfaatkan Privilese tanpa Harus Kehilangan Daya Juang

11 Maret 2023   19:53 Diperbarui: 12 Maret 2023   09:09 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak memiliki privilese untuk mendapatkan mainan yang diinginkan. Sumber: Pixabay/viki_b via kompas.com

Hai Bestie, diakui atau tidak di era digital saat ini, anak-anak kita memiliki akses ke berbagai macam privilese yang sebelumnya tidak tersedia bagi generasi sebelum mereka. Namun, sayangnya masih banyak anak-anak yang tidak dapat memanfaatkan privilese tersebut secara bijak dan akhirnya kehilangan daya juang mereka. 

Sebagai orangtua yang ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak, kita harus membantu mereka agar sukses di masa depan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengajari mereka bagaimana memanfaatkan privilese yang dimilikinya dengan bijak. 

Dalam artikel ini, saya akan membahas lima cara yang pernah saya gunakan untuk mengajari anak-anak agar dapat memanfaatkan privilese dengan bijak dan tanpa harus kehilangan daya juang mereka.  Karena, saya yakin setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk memberikan pendidikan dan memberi pengalaman terbaik dalam hidup mereka. 

Apa itu privilese?

Privilese adalah sebuah istilah yang sering muncul dalam percakapan tentang kesetaraan dan keadilan sosial. Meskipun demikian, seringkali orang yang memiliki privilese tidak menyadari atau bahkan mengabaikan keuntungan yang mereka miliki, bahkan seringkali menyalahgunakannya.

Melalui jurnal ilmiah kesejahteraan sosial yang berjudul Privilese dan Kesenjangan Sosial yang ditulis oleh Maya Ayu Puspita. Kita akan menemukan definisi dari privilese adalah hak istimewa atau keuntungan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain, biasanya karena posisi sosial, ekonomi, atau politik yang dimilikinya. Privilese bisa memberikan kemudahan akses ke sumber daya, peluang, atau hak-hak tertentu yang tidak dapat diakses oleh orang lain. 

Ada banyak faktor yang memengaruhi kemudahan seseorang dalam mendapatkan sesuatu, sedangkan bagi yang lain hal tersebut terasa sulit dicapai. Salah satunya adalah faktor privilese. Orang yang memiliki privilese cenderung lebih mudah untuk memperoleh akses ke sumber daya, peluang, atau hak-hak tertentu karena posisi sosial, ekonomi, atau politik yang mereka miliki. 

Sementara itu, orang yang tidak memiliki privilese mungkin harus bekerja lebih keras dan menghadapi rintangan yang lebih besar untuk mencapai hal yang sama. Oleh karena itu, penting untuk memahami konsep privilese dan bagaimana mengatasi ketimpangan yang ditimbulkannya. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai kesuksesan dan kemakmuran yang layak.

Ilustrasi cara mengoptimalkan privilese (Pexels.com/Kampus Production)
Ilustrasi cara mengoptimalkan privilese (Pexels.com/Kampus Production)

Jenis-jenis privilese yang dimiliki anak-anak jaman sekarang

Anak-anak zaman sekarang memiliki beragam jenis privilese yang tidak tersedia untuk generasi sebelumnya. Masih menurut Maya Ayu Puspita dalam jurnalnya  yang berjudul Privilese dan Kesenjangan Sosial. Maya menyebutkan bahwa ada beberapa jenis privilese yang dimiliki anak-anak saat ini meliputi :

1. Akses ke teknologi yang memungkinkan mereka untuk terhubung dengan dunia dan informasi dalam hitungan detik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun