Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, pada Agustus 2021, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia sebesar 7,07 persen. Ini mengalami penurunan dibandingkan TPT pada Februari 2021 yang sebesar 7,14 persen. Selain itu, BPS juga mencatat bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Agustus 2021 sebesar 140,29 juta orang, sedangkan jumlah penduduk yang bekerja adalah sebesar 130,15 juta orang.
Data tersebut, dalam beberapa tahun ini mungkin saja berubah menjadi meningkat tajam. Ada beberapa faktor penyebab, mengapa angka jumlah pengangguran tersebut bisa saja meningkat, salah satunya adalah resesi ekonomi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023 ini.Â
Resesi memang dipercaya dapat meningkatkan angka pengangguran secara signifikan. Kita semua tentu sudah paham apa yang dimaksud dengan resesi, karena kata ini akhir-akhir ini sedang nge-trend dan naik pamornya.Â
Resesi adalah kondisi ketika perekonomian mengalami penurunan pertumbuhan selama beberapa kuartal berturut-turut, yang sering disebabkan oleh penurunan permintaan di pasar, inflasi yang tinggi, atau krisis keuangan.Â
Selama masa resesi, banyak bisnis mengalami penurunan pendapatan dan laba, sehingga seringkali harus melakukan pemotongan biaya dengan mengurangi jumlah karyawan atau memberhentikan pegawai, yang dapat meningkatkan tingkat pengangguran.
Anjar adalah seorang individu yang mengalami pengangguran karena PHK dari perusahaannya. Pengalaman PHK bisa sangat mengecewakan dan mengganggu, terutama jika individu tersebut telah bekerja di perusahaan tersebut untuk waktu yang lama.Â
Selain itu, PHK juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, serta memengaruhi kestabilan keuangan dan sosialnya.
Dampak resesi dan suami menganggur bagi emak-emak
Resesi dan banyaknya kepala rumah tangga dan tulang punggung keluarga seperti Anjar yang mengalami pemutusan hubungan kerja, ternyata dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan sehari-hari masyarakat, termasuk emak-emak di komplek perumahan.Â
Beberapa dampak yang mungkin dirasakan oleh emak-emak selama resesi adalah sebagai berikut:
Kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari