Mark pun mengolah data hasil penelitian tersebut. Setelah semua data selesai diolah, Mark kembali dikejutkan dengan hasilnya. Bahwa, ternyata komunikasi bukanlah akar masalah atau solusi agar hubungan rumah tangga langgeng dan bahagia. Lalu, apa dong?
Mark menemukan fakta bahwa ada pasangan-pasangan yang memiliki gaya komunikasi yang biasa-biasa saja, tidak intens, bukan juga dengan gaya bahasa yang romantis dan penuh kelembutan. Tapi, rumah tangga mereka berjalan mulus, awet, bahagia, dan baik-baik saja.
Mark pun menemukan, satu kata kunci. Bahwa, sikap yang selalu ada pada rumah tangga yang awet dan bahagia itu adalah RESPECT.
Respek adalah kunci hubungan rumah tangga langgeng dan awet
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kita akan menemukan, bahwa kata respek memiliki makna hormat atau menaruh rasa hormat.Â
Mark mendefinisikan respek sebagai rasa saling menghormati antara satu sama lain. Suami menghormati istri, begitu juga sebaliknya. Respek adalah tindakan mengesampingkan ego masing-masing. Mau untuk mendengarkan pasangan dan menahan diri saat berbicara.
Lebih rinci lagi, Stephen Covey memaknai respek sebagai, seek to understand than to be understood. Artinya kita harus berusaha untuk memahami situasi pasangan terlebih dahulu, daripada menuntut agar orang lain memahami kita.
Respek ini akan sangat berguna, bahkan ketika pasangan kita marah-marah dan berbicara dengan intonasi yang tinggi. Maka, kita akan bersikap tenang, dan tidak mudah terpancing. Kita akan memahami situasi terlebih dahulu, dan bertanya dalam hati, "Apa penyebab dia seperti itu? Tidak seperti dia yang biasanya. Pasti ada hal yang sedang mengganggu pikirannya."
Cara membangun respek pada pasangan
Dilansir dari parenting.com, pasangan terapis dan konselor pernikahan Linda Bloom, L.C.S.W. dan Charlie Bloom M.S.W., yang menulis buku 101 Things I Wish I Knew When I Got Married: Simple Lesson to Make Love Last, mengatakan bahwa untuk memiliki hubungan yang baik, perlu ada sikap saling menghargai dan menghormati di antara kedua pasangan.
1. Menghormati pasangan
Kita harus memperlakukan pasangan sebagaimana kita ingin diperlakukan. Tanamkan keyakinan, bahwa di dalam rumah tangga, hubungan yang berjalan bukan antara atasan-bawahan. Tapi, suami dan istri memiliki kedudukan yang sama, kita adalah partner yang saling melengkapi. Sehingga, dari hal tersebut akan tertanam rasa penghargaan, kekaguman, dan penghormatan kepada pasangan.
2. Mengesampingkan ego
Setiap individu memiliki ego masing-masing, itu harus kita terima dan akui. Bahwa, setiap kita ingin dan butuh ego tersebut diterima dan dihargai oleh pasangan. Namun, bukan berarti kita harus selalu ngotot dan seakan-akan merasa hanya ego kita saja yang penting.Â