Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Radio Akan Tetap Eksis dan Tetap Mengudara, Ini Tandanya!

5 Desember 2022   08:52 Diperbarui: 5 Desember 2022   09:16 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat memasak, kita mungkin harus kembali kepada tungku yang dinyalakan dengan kayu bakar. Sumber air dari sumur yang ditimba airnya secara manual, atau sumur bor. Nah, saat itu rasa-rasanya seperti akan kembali kita alami. Walau, jujur saja saya merasa tidak mau untuk menjalani hidup seperti itu. 

Dengan demikian, agar kita tidak kaget nantinya. Saya masih menyimpan radio transistor di rumah dengan apik, handphone jadul, begitu pun tungku, dan sumur dengan timba. Karena, empat hal inilah yang dirasa akan sangat berguna, saat energi listrik kita suatu saat nanti habis. 

3. Konten audio tidak akan pernah mati

Secara alami, sebenarnya animo masyarakat untuk mendengarkan itu tidak akan pernah mati. Karena, tidak enak juga rasanya menonton sesuatu gambar tanpa dilengkapi suara. Masih mending kita mendengar, walau tanpa melihat. Akan ada makna yang bisa kita ambil dan ditangkap oleh pikiran kita.

Bahkan, saat mendengarkan suatu konten. Kita masih bisa melakukan beberapa aktivitas lain yang lebih produktif. Berbeda dengan harus menonton secara visual. Maka, kita harus fokus ke tontonan tersebut, dan tidak disambi dengan mengerjakan hal lainnya. Walau sebenarnya, masih bisa ya. Contohnya, saat menonton sinetron, kita bisa sambil makan atau menyeterika pakaian. Meski sesekali, mata lebih fokus ke totntonan daripada ke makanan atau baju yang sedang disetrika.

Kenyataan ini menjadi sebuah pertanda bahwa, eksistensi radio sebenarnya tidak akan pernah mati dan konten-konten dalam radio sampai kapan pun akan tetap relevan dengan kehidupan kita. 

Saat kita tetap bisa optimis dan berpikir positif. Maka, semesta akan mengabulkan semua harapan dan keinginan kita tersebut. Jaya selalu radioku. Sampai kapan pun kau akan selalu eksis dan mengudara, bersama begitu banyak kenangan di dalamnya. Tidak hanya menjadi kenanganku, tapi juga merajut memori dan kenangan generasi-generasi berikutnya. (*)

#Radio Berhenti Mengudara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun