Data, fakta, dan realita memang berkata seperti itu. Bahkan, berhenti mengudaranya beberapa radio di beberapa kota besar seperti Jakarta. Hal ini mau tidak mau membuat bulu kuduk meremang. Tapi, ada beberapa hal yang menurut saya merupakan sebuah pertanda baik bagi perkembangan industri radio ke depannya.Â
Jadi, bagi anda yang masih memiliki perangkat hiburan yang murah dan mudah ini. Jangan dulu tinggalkan radio, ya. Simpan saja dulu di atas nakas, radiomu itu. Pelihara baik-baik, dan pastikan masih bisa dioperasikan. Kita tidak tahu, suatu saat nanti radio akan eksis kembali. Simak beberapa pertanda berikut :
1. Teknologi bersifat relatif
Kerusakan jaringan internet beberapa waktu lalu, konon katanya akibat kabel yang ada di bawah laut rusak karena digerogoti oleh ikan hiu. Entah benar atau tidak. Tapi, faktanya beberapa hari jaringan internet kita mengalami gangguan. Hal ini menyadarkan kita, bahwa teknologi internet bukanlah hal yang akan selalu ada dan tersedia dalam kehidupan kita. Suatu saat kita juga harus mulai belajar untuk hidup tanpanya.Â
Beberapa wacana tentang kiamat internet, lagi-lagi membuat saya merasa sadar. Bahwa, sebagai manusia kita memang harus bisa beradaftasi dengan lingkungan yang bagaimana pun juga. Agar bisa tetap survival dan bertahan dalam menjalani hidup.Â
Sedari kini, kita harus mulai mengurangi interaksi dengan barang-barang yang memanfaatkan internet sebagai sumber utamanya. Sekali-kali, kita juga harus belajar mencari alternatif untuk informasi, hiburan, dan mempermudah pekerjaan dengan barang-barang yang alami dan manual tanpa jaringan internet.
Oleh karena itu, saya tetap memiliki radio di rumah dan memiliki persediaan baterai yang cukup di laci lemari. Agar suatu saat internet mengalami gangguan. Saya masih bisa mendapatkan informasi, hiburan, dan hal lainnya dari radio. Saya juga memastikan bahwa telepon jadul saya yang hanya bisa menelpon dan sms disimpan dengan apik. Buat jaga-jaga saja, saat smartphone tidak berdaya, karena jaringan internet tidak stabil. Maka, saya masih bisa terhubung dengan sanak keluarga nun jauh di kampung halaman.
2. Listrik dari energi fosil bisa habis
Kenyataan bahwa kita sangat bergantung pada listrik, saya rasakan saat sedang berbelanja di sebuah mini market. Saat akan membayar, ternyata aliran listrik mati. Otomatis dengan begitu, kasir tidak bisa memproses barang belanjaan. Padahal, antrean sudah panjang. Beberapa saat saya masih coba untuk bersabar dengan menunggu, walau tanpa kepastian. Namun, setelah setengah jam berlalu, akhirnya kami semua pasrah. Karena, banyak hal penting yang harus kami lakukan, selain menunggu listrik menyala kembali.Â
Hal ini menjadi sebuah pelajaran bahwa itulah yang akan kita alami, saat kita begitu bergantung pada energi listrik. Padahal, hanya aliran listrik. Bukan, karena energi listrik sudah habis. Apalagi, jika energi listrik kita habis. Tidak terbayangkan apa yang terjadi dengan kehidupan ini.Â
Listrik kita saat ini, konon berasal dari energi fosil, yakni sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui, dan persediaan energi tersebut suatu saat pasti akan habis. Oleh karena itu, kita mungkin harus bersiap untuk kembali hidup seperti dahulu. Tidur berteman malam yang gulita, hanya lampu teplok atau petromak berbahan bakar biji-bijian.