Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Strategi agar Kantin Kejujuran Berkembang dengan Baik dan Sukses

26 November 2022   21:55 Diperbarui: 8 Desember 2022   21:28 2198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantin Kejujuran (Pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Ketiga, fasilitas apa yang diinginkan oleh peserta didik. Mungkin wastafel untuk mencuci tangan, kipas angin, komputer untuk print dan mesin fotokopi. 

Keempat, stok makanan yang dijual harus variatif, disukai peserta didik, atau barang-barang kecil yang dibutuhkan peserta didik, seperti : pembalut wanita, karet gelang, jepit rambut, dan lain-lain.

3. Di kelas guru harus memberikan edukasi tentang nilai kejujuran dari segi manfaat dan dampaknya

Semua guru, tidak hanya guru PPKN harus memberikan edukasi tentang nilai-nilai kejujuran. Dari mulai kisah-kisah tentang orang-orang yang bersikap jujur, seperti : Nabi Muhammad yang diberi gelar Al-amin karena kejujurannya, dan kisah-kisah lainnya, bisa berupa dongeng, cerita, pengalaman dan kisah nyata. 

Jelaskan pula kepada peserta didik tentang manfaat yang akan didapat kalau kita mampu berbuat jujur, diantaranya: mendapat kepercayaan dari orang lain, disayang Tuhan, dan perasaan damai di hati. 

Agar peserta didik merasa jera untuk bertindak tak jujur, maka dampak negatif saat kita berbuat tidak jujur harus juga disampaikan. 

Sampaikanlah pada mereka, bahwa saat kita memakan makanan dari hasil tidak jujur, atau mengambil jajanan tanpa membayar. Nantinya, perut kita akan merasa sakit, hati tidak tenang, dan selalu dihantui perasaan takut dan bersalah.

4. Ajak peserta didik untuk menanam modal di kantin kejujuran agar mereka merasa memiliki

Bila modal kantin kejujuran terkuras habis di awal, akibat banyaknya peserta didik yang bertindak tidak jujur. Maka, sebagai pengelola kita dibolehkan untuk mengambil modal dari luar. Maksudnya, selain dari modal awal yang diberikan oleh pemerintah. Hal ini pernah disampaikan oleh komisi KPK bidang edukasi. Bahwa, modal selanjutnya bisa diambil dari sekolah, dalam hal ini peserta didik. 

Pengelola bisa mengadakan musyawarah dengan OSIS sebagai perwakilan peserta didik. Bagaimana caranya agar kantin kejujuran bisa terus berjalan, sedangkan modal sudah tidak ada. Maka, dengan modal berasal dari peserta didik, dampaknya akan sangat baik. Karena, secara tidak langsung, saat kantin mengalami kerugian akibat perilaku tidak jujur. Peserta didik akan ikut merasakan dampak kerugiannya.

Itulah, solusi epektif mengembangkan kantin kejujuran agar berhasil. Pertama, secara ekonomi kantin kejujuran bisa menghasilkan profit atau keuntungan. Kedua, peserta didik tertarik untuk berbelanja di kantin kejujuran. Ketiga, tingkat kejujuran peserta didik meningkat dibuktikan dengan seimbangnya jumlah barang yang keluar dengan jumlah uang yang masuk. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun