Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maulid Nabi Muhammad Momen yang Tepat Ajarkan Nilai Religiusitas pada Anak

7 Oktober 2022   19:24 Diperbarui: 7 Oktober 2022   19:35 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, baru saja ibu saya dari kampung menelepon membicarakan hal ini, katanya beliau bersama keluarga besar akan datang ke rumah saya pada hari Minggu sekalian memperingati maulid di tempat beliau melaksanakan manasik. Berlanjut pada siang harinya berkumpul kembali di rumah saya, untuk mengadakan syukuran kecil-kecilan dalam rangka ikut merayakan maulid nabi.

Siapa yang pertama kali menggagas ide merayakan maulid Nabi Muhammad SAW?

Maulid berasal kata milad, di dalam bahasa Arab dimaknai sebagai hari lahir. Maulid nabi atau maulud merupakan hari dimana Nabi Muhammad SAW, dilahirkan ke dunia ini dari rahim seorang wanita shalihah bernama Siti Aminah. Berdasarkan catatan sejarah Islam, peringatan maulud nabi sudah dilaksanakan sejak tahun kedua Hijriah.

Mengutip dari cnnindonesia.com, bahwa peringatan maulid nabi dicetuskan pertama kali oleh Raja Abu Sa'id Kaukabri bin Zainudin Ali bin Baktikin. Beliau biasa disapa dengan gelar Raja Malikul Mudzafar, raja dari wilayah Irbil Irak yang memiliki karakter pemberani, berjiwa pahlawan, alim, dermawan, dan adil. Berdasarkan catatan sejarah, Raja Malikul Mudzafar merupakan raja pertama yang menggagas dilaksanakannya peringatan maulid nabi.

Berdasarkan penuturan Syekh Jalaludin Al-Suyuthi  yang tertuang dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawa, peringatan maulid nabi yang pertama kali diadakan oleh Raja Malikul Mudzafar itu dirayakan secara besar-besaran. Bahkan sang raja rela menyedekahkan ratusan ribu dinar untuk membiayai peringatan tersebut. Setelah itu, setiap tahun pada bulan Rabiul Awal, selalu dirayakan maulid nabi secara rutin dan berlangsung dengan megah.

Momen ajarkan nilai religiusitas kepada anak

Sebagai sebuah bentuk kecintaan kepada Rasulullah SAW, peringatan maulid nabi biasanya akan diselenggarakan oleh semua umat Islam yang ada di Indonesia dan mancanegara. 

Tentu saja menurut tradisi, nama, dan kebiasaan masing-masing daerah. Umpama : Dulangan di Lombok, baayun maulid di Banjarmasin, muludan di Jawa Barat, tradisi bungo lado di Padang Pariaman, tradisi ngalungsur pusaka di Garut, grebeg maulud di Yogyakarta, dan lain-lain.

Anak-anak sebagai generasi penerus yang akan mewarisi kekayaan spiritual yang terbalut dalam tradisi ini. Harus sejak dini diperkenalkan, mulai dari secara visual mereka melihat bagaimana tradisi ini dijalankan di lingkungan mereka. 

Dari mulai pembacaan barzanji atau riwayat hidup Rasulullah, pembacaan sholawat, ceramah keagamaan, sedekah, dan pelbagai perlombaan seperti : lomba membaca Al-Qur'an, adzan, dan sholawat.

Seyogyanya, ada nilai yang harus diajarkan kepada anak-anak di momen yang sangat sakral ini. Agar anak-anak tidak melihat perayaan maulid hanya sebatas visual belaka. Tapi, juga mengungkap makna dan nilai-nilai yang utama, itulah yang harus masuk dan tertanam secara kokoh di dalam nurani anak-anak. Sehingga di masa depan nanti mereka akan tampil menjadi sosok yang religius dan berakhlak mulia seperti Rasulullah SAW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun