5. Fokuslah bahwa pekerjaan kantor, hanya dilakukan di kantor. Jika belum selesai, maka kita akan membereskannya pada keesokan harinya. Kecuali, bila kita fokus dan berniat akan membereskannya hari itu, agar pekerjaan kantor tidak mengganggu waktu istirahat kita di rumah bersama keluarga.
D. Filosofi membeli sate
Terkait gaya hidup slow living ini, saya teringat sebuah cerita tentang filosofi membeli sate. Bahwa, saat kita berniat membeli sate.Â
Maka, tanpa diminta tukang sate akan memberikan acar, bumbu kacang, sambal kecap, tusuk satenya tentu saja, dan plastik untuk pembungkusnya.
Apa yang kita dapat akan berbeda, jika niat kita membeli sate. Tapi, kita membelinya satu per satu, umpama : acarnya dulu, tusuk sate, bumbu kacang, sambal kecap, baru kita ngomong beli sate.
Artinya, di dalam hidup ini kita harus melihat apa tujuan utamanya. Umpama, tujuan utama hidup kita adalah ingin bahagia, hidup tenang penuh kedamaian. Maka, mari kita hadapkan diri kita kepada Yang Maha Kuasa, lakukan ibadah dengan sebaik-baiknya.Â
Belilah sate, atau kebahagiaan itu dari Tuhan Yang Maha Esa. Maka, hal-hal kecil lainnya berupa kesuksesan, nilai ujian yang bagus, keluarga yang rukun, pekerjaan yang berkah, dan lain-lain akan mengikuti.Â
Sesuai dengan filosofi, bahwa saat kita membeli sate. Maka, acar, bumbu kacang, dan sambal kecap akan hadir tanpa diminta.
Hal ini, sudah coba saya terapkan. Berkali-kali mengalami kegagalan dalam sebuah tes. Karena, tujuan saat itu harus lulus dengan nilai baik, agar bisa mendapatkan tunjangan.Â
Sehingga, terus saja fokus menghapal dan belajar tidak mengenal waktu dan istirahat. Badan pun protes, dengan sakit berhari-hari dan lama untuk sembuh.
Sebuah nasihat dari ibu menyadarkan saya, "Serahkan kepada Allah, mintalah yang terbaik dari-Nya." Setelah melakukan hal tersebut, jiwa terasa tenang. Saya menjalani kehidupan dengan santai, belajar untuk tes tetap dilakukan, tapi tidak ngoyo.Â