Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memutuskan Child Free, Apa Saja Dampaknya?

18 September 2022   13:08 Diperbarui: 18 September 2022   13:15 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menikah tanpa anak |Tribunnews.com

Maka, akan muncul sekelumit kerinduan akan celoteh riang anak kecil. Derai tawa dan kehangatan keluarga. Sanggupkah kita, menghabiskan masa tua dalam kesendirian yang efeknya dapat membunuh secara perlahan.

3. Dampak ekonomi 

Diakui atau tidak, pertumbuhan ekonomi sebuah daerah atau negara, sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang berada di daerah atau negara tersebut.

Pertumbuhan penduduk yang sangat lambat, apalagi tidak ada akan menyebabkan beban negara bertambah banyak. Karena, negara harus menanggung biaya hidup dari penduduk yang berusia non produktif.

Iklim konservatif, tabu, dan stigma negatif

Kita tidak bisa begitu saja bereaksi untuk membendung dan menangkis hadirnya sebuah tren. Baik yang berdampak positif, maupun memiliki efek negatif bagi bangsa dan negara. Karena, tren biasanya akan populer dalam jangka waktu tertentu saja. Seiring berjalannya waktu, maka masyarakat sendiri yang akan melakukan kontrol sosial.

Apakah tren tersebut bisa diadopsi dan memiliki efek yang baik untuk masa depan, atau akan menimbulkan banyak masalah bila banyak diterapkan.

Indonesia dengan adat ketimurannya, memiliki tiga senjata ampuh yang akan mem-filter pengaruh buruk sebuah tren. Kita sendiri mengetahui, bagaimana masyarakat Indonesia yang konservatif, menekankan tujuan pernikahan pada keturunan. 

Tabu, hukumnya bila pasangan yang sudah menikah, apalagi kondisi keduanya subur. Tapi, memutuskan untuk menunda memiliki anak. Stigma negatif pun akan disematkan pada pasangan yang sudah lama menikah, tapi belum ada anak. Apalagi, dengan sengaja tidak mau ada anak. 

Kembali lagi, pada individu masing-masing. Karena, sejatinya memiliki anak dan tidak adalah pilihan hidup. Hak otoritas berada pada diri setiap individu. Dalam hal ini, kita tidak dapat menyalahkan atau menghakimi. 

Untuk dampak bagi negara, mungkin pemerintah bisa menerapkan sebuah kebijakan yang adil. Karena, kalau semua masyarakat memilih childfree, bagaimana nasib negara kita di masa depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun