Secara kejiwaan, penderita HIV akan mudah emosi, marah, dan tersinggung saat dihadapkan pada situasi yang menyulitkan dirinya, seperti : komplain dari orang lain, pertengkaran, dan lain-lain. Dalam kegiatan bergerak dan berpikir atau koordinasi antara dua hal tersebut. Penderita HIV akan bertindak secara ceroboh, susah berkoordinasi, dan mengalami kesulitan dalam beraktivitas yang berhubungan dengan saraf motorik. Penderita HIV akan kesulitan dalam melakukan aktivitas menulis.Â
Jika sudah seperti itu, apa yang bisa dilakukan oleh generasi muda kita. Bagaimana bisa mereka melawan ancaman, gangguan, dan tantangan yang menghantam negara, bila kondisi jiwanya sendiri, mereka tidak dapat menguasainya.Â
Darurat HIV
Agenda darurat HIV harus segera disosialisasikan oleh pemerintah, sebelum dampak yang lebih buruk menghantui generasi muda kita. Edukasi dan penyuluhan tentang efek negatif yang diakibatkan oleh penyakit ini harus segera digalakkan. Dalam hal media, ada baiknya pemerintah menutup secara permanen situs-situs pornografi, dan mengendalikan teknologi agar tidak terlalu bebas diakses oleh anak di bawah umur.Â
Program penguatan dasar agama dan keimanan harus dimantapkan kembali, orang tua harus ekstra dalam mengawasi perkembangan seks putra-putrinya, dalam hal ini orang tua dituntut untuk mengamati gejala-gejala dini bila anak-anak mereka mulai melakukan seks bebas. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H