Di negara Jepang, kucing juga sangat dihormati. Masyarakat Jepang percaya jika kucing akan memberikan keberuntungan dan hal positif bagi kehidupan mereka.Â
Bahkan, di Jepang didirikan sebuah payung kucing yang diberi nama Manki-neko. Patung ini diyakini akan membawa berkah bagi masyarakat Jepang.
Jepang juga memiliki sebuah pulau yang diberi nama Aoshima, sebagai pulau kucing. Karena, jumlah kucing di perkirakan lebih banyak menghuni pulau tersebut, daripada manusia.
Kucing menjadi masalah bagi manusia, saat populasi mereka membludak dan tidak dapat dikendalikan.
Sudah menjadi rahasia umum, jika kucing memiliki tingkat perkembangan populasi yang sangat tinggi. Sehingga, dalam waktu tiga bulan setelah melahirkan, seekor induk kucing sudah siap untuk mulai birahi lagi. Dalam waktu cepat, ia akan kembali hamil dan melahirkan.
Di dalam peribahasa Sunda, ada sebuah babasan atau ungkapan yang menggambarkan perkembangniakan kucing, yakni 'heunceut ucingeun' atau alat kelamin kucing betina.
Arti dari babasan tersebut adalah istilah bagi perempuan yang mudah birahi, hamil, dan melahirkan.
Bukan tanpa alasan, karena memang demikianlah faktanya. Bahwa, kucing mudah sekali berkembang biak.
Harus ada upaya serius untuk mengendalikan populasi kucing di lingkungan sekitar kita.
Sebab, bila populasi kucing tidak terkendali. Lalu, di sisi lain kita belum siap dalam hal perawatan, dana, dan akomodasinya. Maka, kucing akan menjadi masalah baru bagi lingkungan sekitar.
Pertama, kotoran kucing yang berserakan. Karena, kucing tidak disediakan tempat untuk buang air besar dan kecil. Maka, kotoran kucing akan mendatangkan polisi bagi lingkungan.