Telah menjadi pengetahuan umum, jika Indonesia didaulat dan dipercaya sebagai tuan rumah bagi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan diselenggarakan di Bali. Dilansir dari Kemenppa.go.id, bahwa di dalam rangkaian konferensi tersebut, akan dilaksanakan agenda G20 Empower bekerja sama dengan Bank Indonesia, mengusung tujuan mengidentifikasi tantangan apa saja yang dihadapi perempuan dalam mencapai kesetaraan gender dalam bidang ekonomi, dan mendukung kemajuan kepemimpinan perempuan di sektor swasta.
Berkaitan dengan acara Presidensi G20 tersebut, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pun telah menyatakan sikapnya berkomitmen untuk meningkatkan akses pendidikan bagi perempuan, dan memberdayakan perempuan agar dapat mencapai kemandirian secara ekonomi, bahkan mendukung kepemimpinan perempuan dalam bidang ekonomi sebagai salah satu elemen kunci untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Cara mencapai kemandirian finansial bagi perempuan
Beragam cara dapat dilakukan oleh perempuan, guna mencapai kemandirian secara finansial. Bahkan, saat kita hanya diam di rumah sebagai ibu rumah tangga sekali pun. Teknologi sudah menyediakan sarana dan berbagai kemudahan dalam segala hal, tinggal kita sebagai perempuan, mau dan jeli menangkap peluang untuk memanfaatkannya. Kita dapat menjadi pemimpin atau owner dari bisnis online yang kita kerjakan dari rumah, menjadi reseller atau dropshipper sebuah produk, content writer, penulis freelance, vlogger, juragan ternak, pemilik kost-kostan, investor, dan banyak lagi yang lainnya. Kita bisa menggali ilmu dari internet tentang cara-cara membangun aset.
Luangkan waktu, 15 menit saja sehari untuk belajar ilmu tentang cara mengatur keuangan
Seperti kata para pakar keuangan, bahwa "Tidak ada sekolah yang mengajarkan cara mengelola keuangan, sekolah hanya mengajarkan bagaimana cara mencari dan mendapatkan uang." Padahal, saat seseorang pandai mencari uang, tapi ia tidak tahu cara mengelola dan memanfaatkannya.Â
Maka, sebesar apapun penghasilannya, uang tersebut akan tetap habis. Sebagai contoh, seseorang memperoleh penghasilan sepuluh juta dalam satu bulan. Ia menghabiskan biaya konsumsi untuk satu bulan sebesar 11 juta. Maka, orang tersebut dikategorikan sebagai orang yang miskin. Karena, penghasilannya yang besar tidak dapat menutupi pengeluarannya.. Alih-alih mencukupi, bahkan ia harus berutang.
Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai perempuan untuk belajar literasi keuangan. Bagaimana cara cerdas mengelola gaji suami atau mengelola gaji kita sendiri. Banyak metode yang dapat diterapkan. Ada metode 50:30:20, metode 70:30, metode 75:25, dan lain-lain.
Sisihkan 10 persen dari penghasilan atau gaji suami untuk tabungan
Tidak perlu besar, yang penting kita konsisten untuk menabung, menyisihkan sebagian penghasilan untuk diinvestasikan. Tidak akan rugi orang yang menabung. Karena, saat ada tanah yang dijual, rumah, ternak, atau barang apapun yang bersifat investasi ditawarkan oleh seseorang. Bila kita memiliki tabungan, maka gerbang menuju kepemilikan tersebut akan terpampang di depan mata. Saat ada sedikit-sedikit uang yang kurang. Kita dapat mencari kekurangannya melalui pinjaman atau menjual barang berharga yang tidak dipakai.
Umpama, jika dalam satu tahun kita dapat mengumpulkan satu juta saja. Maka, kita dapat membeli binatang ternak misalnya anak kambing atau domba. Lalu, kita mencari orang yang piawai mengurus ternak, biasanya di desa-desa, berikan kepercayaan kepada mereka dengan sistem bagi hasil, atau 'nengah' saat ternak kita melahirkan anak, maka anaknya itu kepemilikannya dibagi dua.