Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Tips Mendulang Uang dari Bisnis Pemancingan Ikan Air Tawar

4 Juni 2022   18:04 Diperbarui: 5 Juni 2022   09:05 1909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ikan, memancing, dan pemancingan adalah tiga kata yang identik dengan dunia laki-laki. Itu mungkin sejalan dengan naluri berburu yang ada pada pikiran mereka. 

Rasa penasaran, tantangan, dan kepuasan ketika kail berhasil mendapat ikan merupakan hal- hal yang mampu merangsang dan memuaskan naluri hunter pada laki-laki. 

Ya, akhirnya kaum perempuan sebagai istri dari laki-laki yang memiliki hobi mancing mau tidak mau, suka tidak suka, ijinkan saja bila suami meminta ijin untuk pergi memancing. Kalau bisa, mintalah ikut agar sesekali kita juga dapat merasakan sensasinya. Banyak manfaatnya juga lho memancing. 

Selain dapat meningkatkan hormon oksitosin alias mendatangkan rasa gembira dan senang. Memancing juga dapat berdampak baik bagi kesehatan mental, menyediakan situasi yang menyenangkan untuk membina hubungan sosial, mampu meningkatkan rasa percaya diri dan memperkuat ingatan.

Meskipun akhir-akhir ini memancing disebut sebagai sebuah hobi yang membosankan dan tidak produktif. Karena, berisi aktivitas pasif, yakni hanya menunggu ikan memakan umpan dan 'nyantol' di kail pancingan. 

Namun, begitu masih banyak saja para penggemar hobi yang satu ini. Bahkan bukannya berkurang, malah semakin bertambah animo masyarakat terhadap aktivitas yang dipercaya dapat meredakan stres ini. 

Fakta tak kalah mencengangkan terungkap dari hobi ini. Ternyata kepribadian seorang laki-laki juga dapat diketahui dari hobi ini, menurut Dr. Aisyah Dahlan (Praktisi Neuparenting Skill dan Konsultan Penanggulangan Narkoba) mengatakan bahwa laki-laki yang memiliki hobi memancing adalah laki-laki introvert, pemikir, dan pengamat.

Memancing di air tawar atau air laut?

Ilustrasi pemancingan (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi pemancingan (Dokumentasi pribadi)

Kedua opsi tersebut, menurut saya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dari berbagai segi tentunya. 

Umpamanya dari segi keamanan, memancing di air laut, tentu saja memiliki risiko bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan memancing di air tawar. Kemungkinan terseret ombak, perahu yang karam, dan terjatuh dari perahu lumayan membahayakan nyawa. 

Biaya yang dikeluarkan juga lumayan besar, untuk transportasi dan akomodasi, menyewa perahu dan lain-lain. Namun, sensasi yang akan kita dapatkan juga setara lah, ya. Ada kesenangan, kebanggaan, dan tentunya prestise. Apalagi, jika kita berhasil mendapatkan ikan yang lumayan besar. 

Ilustrasi mancing ikan di laut | mancingikan.net
Ilustrasi mancing ikan di laut | mancingikan.net

Demi faktor keamanan dan finansial. Maka, saya sebagai perempuan, istri bagi suami yang hobi memancing. Maka, saya lebih memilih memancing di air tawar saja. 

Jika suami minta ijin memancing ke laut, saya tidak akan mengizinkan, titik. Selain takut dan khawatir akan keselamatannya. Saya juga khawatir, dia menemukan hati yang lain dalam petualangannya. Ceile.

Oleh karena itu, saya berpikir daripada suami membayar setiap memancing di kolam pemancingan. Mendingan saya membuka bisnis pemancingan saja. 

Pertama, kita akan mendapat keuntungan secara materi. Kedua, suami bisa terjun sebagai pengelolanya. Ketiga, mancing gratis, hobi tersalurkan, bisnis berjalan lancar.

Ilustrasi memancing di air tawar (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi memancing di air tawar (Dokumentasi pribadi)

Nah, bagi Anda yang memiliki kolam tidak produktif, atau memiliki tanah datar dekat dengan sumber air. Peluang ini dapat diterapkan. 

Bagaimana cara kita memanfaatkan kesempatan dari hobi sejuta umat ini, agar kita dapat mendulang uang melalui bisnis kolam pemancingan. 

Bila dikelola dengan baik, lumayan juga lho penghasilan yang bisa kita dapat. Perhitungan ini berdasarkan analisa yang paling sederhana, ya. 

Tiket masuk 

Setiap orang yang datang ke kolam dengan tujuan memancing, kita terapkan tiket masuk sebesar Rp 10.000, transaksi pembayaran dilakukan di pintu masuk. 

Oleh karena itu, sediakanlah meja kecil sebagai loket pembayaran. Kita sebagai pemilik kolam pancingan bisa mempekerjakan kerabat, tetangga atau siapa saja yang membutuhkan pekerjaan untuk menjaga loket ini, bertindak sebagai kasir. Untuk permulaan, kita saja sendiri yang berperan di sana. 

Karena, pemancingan biasanya akan ramai pada saat weekend saja, umpama hari Sabtu dan Minggu serta hari-hari libur. Oleh karena itu, meskipun kita sibuk dengan pekerjaan utama. Masih tetap bisa untuk secara optimal mengelola kolam pemancingan sebagai bisnis sampingan.

Agar manajemen keuangan terkelola dengan baik. Lengkapi loket dengan karcis atau tanda masuk, uang kembalian, laci penyimpanan uang dan kalkulator. 

Sediakan juga buku catatan untuk menuliskan berapa orang yang datang pada hari tersebut, berapa jumlah uang yang didapat dari tiket masuk, dan saldo per harinya agar dapat diketahui dengan pasti grafik pendapatannya.

Pembelian ikan

Saat pemancing telah menyelesaikan aktivitasnya, tentu saja dia akan membawa pulang hasilnya berupa ikan. Baik dalam jumlah banyak maupun sedikit. 

Nah, ada tempat yang disediakan untuk menimbang ikan tersebut. Sediakanlah timbangan digital atau manual juga bisa sebagai alat menimbang ikan tersebut. 

Untuk satu kilo ikan yang didapat pemancing harus membayar antara 25-30 ribu. Sepakati saja, berapa harga yang akan diterapkan di kolam pemancingan kita.

Dalam aktivitas ini juga diperlukan pencatatan yang konsisten dan rapi. Agar uang yang masuk sebagai hasil dari bisnis ini dapat kita kelola lagi. Karena, selain sebagai keuntungan yang akan masuk ke dompet kita. 

Dari uang tersebut akan ada yang kita gunakan kembali sebagai biaya untuk membayar tagihan listrik, modal pembelian ikan, dan membayar gaji pengelola kolam.

Ada beberapa sistem yang dapat diterapkan dalam hal pembelian ikan yang didapat, yang diuraikan di atas hanya salah satunya. 

Anda sebagai pengelola bisnis ini dituntut untuk jeli menimbang dan memilih sistem mana yang kira-kira dapat memberikan keuntungan lebih besar.

Penjualan kopi, rokok, air mineral dan mie rebus

Memancing adalah aktivitas pasif, diam tidak bergerak, dan tampak santai hanya duduk-duduk saja. 

Namun begitu, jangan disangka ya. Meskipun tidak banyak mengeluarkan energi. Memancing juga akan mengakibatkan rasa lapar dan perut keroncongan. Apalagi, pada umumnya pemancing adalah perokok. 

Kabar baiknya, perokok itu tidak dapat dipisahkan dari kopi. Nah, peluang ini harus segera kita tangkap. Sediakan sedikit ruang untuk dapur di kolam tersebut, kecil saja. Yang penting masuk kompor, rak piring dan gelas, wastafel untuk mencuci piring dan persediaan air bersih. 

Keluarkan sedikit modal untuk membeli satu kardus mie goreng, satu kardus mie kuah, kopi hitam dan beberapa jenis kopi lainnya, rokok dan telur. 

Untuk menyediakan rokok, terlebih dahulu kita harus survei dengan cara melihat merk rokok apa saja yang biasa dikonsumsi oleh pemancing langganan kita. 

Bila sudah diketahui barulah kita belanja. Tentu saja untuk semua item tersebut kita sediakan dalam jumlah kecil saja dahulu. Kita tawarkan dan lihat peluang. Bila laku, baru ditambah jumlah persediaan yang akan kita jual. 

Penghasilan yang akan kita dapat dari penjualan kopi, rokok, air mineral, dan mie rebus ini lumayan lho. Mengapa? 

Karena biasanya pemancing itu tidak mau beranjak dari tempat dia duduk, kecuali untuk buang air kecil dan besar. 

Untuk hal-hal lainnya mereka akan tetap diam tak bergeming, fokus menunggu kail disambar ikan. Untuk satu kopi yang dipesan dapat dibanderol dengan harga Rp 2.000 per gelas, mie rebus tanpa telur Rp 5.000, mie rebus dengan telur Rp 7.000 untuk semua item ini.

Kita bisa survei di lapangan dengan cara membeli mie rebus di warung tetangga. Berapa kira-kira yang harus kita bayar, atau survei yang lebih murahnya, cukup dengan bertanya saja, sudah cukup.

Perlengkapan memancing

Pada umumnya, setiap pemancing memang sudah mempersiapkan semua perlengkapannya ketika akan memancing. Dari mulai joran, reel, kail, umpan dan sebagainya. Bahkan, untuk umpan mereka telah meracik umpan sedemikian rupa agar disukai ikan. 

Tetapi, dalam pelaksanaannya di lapangan. Ada saja yang kurang dan di luar persiapan, umpama joran yang patah, kail rusak, umpan habis, dan lain-lain. 

Tidak ada salahnya, jika kita sebagai pengelola usaha menyediakan perlengkapan tersebut. Dimulai dalam jumlah sedikit saja dahulu, sesuaikan dengan permintaan. 

Bila banyak yang berminat, maka kita secara bertahap menyediakan dalam jumlah yang cukup. Tentu saja, untuk beberapa item yang sering diperlukan saja. 

Soal harga, kita dapat menerapkan harga yang bersaing di pasaran, atau bisa juga dengan harga yang sedikit agak mahal. Mengingat barang tersebut kita sediakan di tempat, pemancing tidak harus jauh-jauh dan mengeluarkan ongkos untuk membelinya. 

Bila pelanggan pemancingan kita masih dalam tahap permulaan, satu pegawai dengan sistem bagi hasil atau gaji, menurut saya masih bisa tertangani dengan baik, kok. 

Coba kita lihat, untuk kasir di tiket masuk. Dia hanya bekerja, saat awal para pemancing masuk, disesuaikan dengan lapak yang ada tentunya. 

Bila ada 35 lapak, maka tidak membutuhkan waktu lama untuk berjaga di sana. Apalagi, bila pemancing datang bersamaan.

Begitu juga, saat pemancing memesan kopi, mie rebus, dan lain-lain. Semua itu masih bisa ditangani oleh satu orang tersebut. Hal ini dapat juga kita lakukan sendiri sebenarnya. Bila ingin menghemat biaya. Kita dapat melakukan semua itu, khusus di akhir pekan.

Nah, itulah beberapa cara mendulang uang dari bisnis pemancingan. Sebagai fasilitas, daya tarik, serta komitmen kita pada ibadah. Kita lengkapi kolam kita dengan kamar mandi yang representatif, sedikit taman bunga-bunga, dan mushola. 

Agar ketika memancing, pelanggan kita masih dapat menunaikan ibadah dengan baik. Hal ini dapat dilakukan agar pemancingan kita berkah dan bermanfaat. 

Alih-alih meningkatkan kesehatan mental, hiburan, dan mengejar kegembiraan. Bila kita melupakan Tuhan, rasa-rasanya tidak etis juga, ya. Bagaimana mau bahagia, sehat, dan gembira, jika kita lupa pada yang memberikan semua anugerah tersebut. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun