Menggunakan herbal sebagai obat memerlukan konsistensi dan beberapa kali pemakaian. Umpama untuk perut bayi yang kembung, saya biasa menggunakan daun jarak yang dibakar dan diolesi kayu putih, lalu ditaruh di perut bayi. Butuh hingga tiga kali pemakaian, sampai bayi bisa buang angin dengan lancar, BAB, dan sembuh seperti sedia kala.
Begitu juga di saat anak panas, saya biasa membalurkan bawang merah yang diremas-remas hingga hancur, asam kandis, dan kayu putih. Ramuan lainnya yaitu daun cocor bebek yang dihancurkan, atau air rebusan daun sembung dipakai untuk air mandi anak, agar badan mereka terasa segar dan panas turun. Butuh beberapa kali pemakaian, hingga sakit itu tidak dirasakan lagi.
Minyak dan Olesan sebagai obat
Cara yang ribet dan tidak praktis dari proses pembuatan obat-obat berbahan herbal tersebut, membuat saya berfikir keras dan mencari cara praktis dan mudah. Hingga, saya membaca dan mencari testimoni tentang minyak apa saja yang aman dan mamjur untuk digunakan sebagai obat, dan layak dijadikan persediaan obat di kotak P3K.
Pertama, minyak butbut, yaitu minyak herba yang diambil dari sari burung butbut. Konon, katanya ampuh untuk meredakan berbagai penyakit yang biasa menyerang anak dan orang dewasa. Saya pun memesan minyak tersebut, dengan pertimbangan aman lah wong hanya dioles ke badan kan?
Setiap habis mandi, saya balurkan minyak tersebut ke bagian-bagian utama dari tubuh anak, seperti tulang punggung, ketiak, dada, perut dan kaki. Bila anak panas, saya balurkan remasan bawang merah dicampur minyak butbut ke sekujur tubuh. Saat saya sakit gigi, sakit perut, dan batuk saya mencoba meneteskan satu sendok minyak butbut ke dalam air minum.Â
Alhamdulillah, semua penyakit tersebut reda. Bahkan, saat saya jatuh dan kaki masuk ke dalam selokan, hingga mengakibatkan luka yang lumayan besar. Saya langsung mengoleskan minyak butbut ke area luka dengan terlebih dahulu membersihkan luka tersebut dengan air hangat, ya. Dalam waktu tiga hari saja, alhamdulillah lukanya sembuh.
Kedua, minyak kayu putih, dari dulu hingga kini tidak pernah absen. Barang ini selalu hadir di dalam kehidupan saya. Bukan hanya sebagai obat. Saya juga menggunakan kayu putih sebagai parfum, penyegar bagi masker yang saya pakai, melegakan penciuman akibat bau yang kurang sedap, dan senjata ampuh saat menggunakan wc umum.
Untuk yang terakhir ini, kayu putih sangat berguna sekali untuk menetralisir bau khas dari wc umum. Maklum, saya orangnya sok bersih, dan gampang enek sehingga kadang muntah jika ada bau-bau menyengat masuk ke penciuman. Begitu juga, saat berkunjung ke rumah sakit, aroma kayu putih menjadi penolong utama, saat saya mual dan ingin muntah mencium aroma khas rumah sakit.
Ketiga, fresh care, baru-baru ini sebenarnya barang ini ada dalam rekomendasi obat di rumah saya. Semenjak saya sering merasa pegal kaki, tengkuk yang berat, dan masuk angin. Alhamdulillah, dengan modal oles-oles saja, semua keluhan di badan terasa ringan. Walaupun, agak pedas juga dengan panasnya. Terkadang, bila terkena mata, lumayan juga efeknya. Saya kadang berurai air mata, dan tidak dapat membuka mata karena perih. Namun, beberapa menit kemudian juga normal lagi kok.
Keempat, Inhaler barang keempat ini wajib sekali ada dalam tas saya. Mengapa? karena saya memiliki asma, sering mengalami kesulitan untuk bernafas. Padahal, dalam keadaan sehat, tidak sedang flu atau pilek.Â