Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Segar Artikel Utama

Tata Hati di Hari Fitri Dimulai dengan Rapikan Rumah ala KonMari

1 Mei 2022   06:19 Diperbarui: 1 Mei 2022   10:51 1996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alasan beberes rumah

Setiap dari kita selalu memiliki satu alasan dalam melakukan dan tidak melakukan suatu hal atau pekerjaan, ya kan? Begitu pun dengan saya. 

Saat muncul the power of jorojoy ingin membereskan isi rumah. Hal itu tidak semata terbit begitu saja. Namun, ada alasan sebagai pemicunya. 

Hal sepele sebenarnya, yaitu saya sering sekali kesusahan menemukan barang kecil tapi penting. Dalam hal pakaian, umpamanya: kaos kaki, ciput atau dalaman kerudung, dan manset. Tiga hal tersebut selalu saja sukses membuat saya kalangkabut dan menghabiskan waktu serta tenaga untuk mencarinya. 

Barang kecil lainnya yang sukar ditemukan adalah alat pemotong kuku, alat pemencet jerawat atau komedo, pencabut uban, dan peniti atau bros kecil. Masuk pula dalam kategori ini, yaitu gunting dan alat tulis. Entah berapa kali saya membeli gunting. Dari yang ukuran kecil hingga besar. Begitu juga dengan alat tulis, saya selalu membelinya secara lusinan. Namun, di saat akan dipakai sudah jadi kebiasaan barang-barang tersebut seperti bersembunyi entah di mana.

Perabotan dapur yang membuat saya geleng-geleng kepala dan tidak habis pikir, karena jumlahnya selalu berkurang adalah sendok. Bahkan, hingga tulisan ini dibuat saya masih juga bertanya dalam hati, "Mengapa sendok di dapur sering hilang, ada misteri apa di balik peristiwa tersebut, dan apa penyebabnya?" 

Padahal, setiap beli sendok itu jarang beli sebiji dua biji, ya. Paling sedikit saya beli setengah lusin. Tapi, setelah beberapa hari di rumah. Nasib sendok satu lusin itu, yang nampang dan nongol ketika dibutuhkan paling cuma satu dua biji. Nah, lho ke mana yang lainnya? Mungkin Kompasianer semua punya jawabannya?

Satu lagi barang kecil tapi urgen yang sering hilang adalah sejenis obat-obatan. Ini penting sekali bagi saya, yaitu fresh care dan kayu putih. Karena, saya termasuk ibu-ibu yang tidak doyan minum obat. Sehingga, bila terasa ada gejala sakit perut, kepala cekot-cekot, badan pegal-pegal, dan terasa panas dingin. Pertolongan pertama adalah fresh care dan kayu putih. 

Nah, lantaran di rumah ada tiga anak. Satu anak masih batita, hobinya main masak-masakan dan anyang-anyangan kalau dalam bahasa Sunda. Semua barang-barang kecil yang tidak memiliki rumah tersebut jadi sasaran empuknya dia. Barang-barang tersebut dia ambil, dijadikan sebagai mainan. Setelah itu, hilang entah ke mana. Saya cari lagi dalam tumpukan harta karun mainannya, kok tidak ada. Yang paling mengenaskan adalah nasib lipstik kesayangan saya, berakhir jadi coretan indah di kursi, lantai, dan dinding. 

Itulah, beberapa alasan yang melatarbelakangi mengapa saya di satu hari sebelum lebaran, menyibukkan diri beres-beres dan merapikan isi rumah. Sahabat Kompasianer dapat melihat kekacauan isi rumah saya dalam video berikut:


Langkah-langkah atur rumah ala KonMari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun