Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Sekelumit Kisah tentang Orang yang Mendapat Anugerah Lailatul Qodar

23 April 2022   06:52 Diperbarui: 23 April 2022   06:59 3018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi surat al-qadr |pinterest.com/@cahya507

Bulan Ramadhan adalah bulan mulia, bulan ketika semua amalan dilipatgandakan pahalanya. Pada bulan ini juga, Allah SWT menganugerahkan sebuah malam yang istimewa, tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya. 

Oleh karena itu, maka pantaslah jika Ramadhan disebut sebagai sayyidul suhur (penghulu segala bulan). Malam tersebut adalah malam lailatul qodar (malam kemuliaan).

Bahkan, Allah SWT mengabadikan lailatul qodar dalam sebuah surat dalam Al-Qur'an yakni surat Al-Qadr, yang berbunyi :

ilustrasi surat al-qadr |pinterest.com/@cahya507
ilustrasi surat al-qadr |pinterest.com/@cahya507

Fakta lailatul qodar

Fakta menunjukkan bahwa, banyak keutamaan yang dimiliki oleh lailatul qodar. Pertama, sebagai malam diturunkannya Al-Qur'an (nuzulul Qur'an. 

Dilansir dari liputan6.com, Syaikh Jalaludin As-suyuthi dan Jalaludin al-mahali dalam tafsir jalalain menjelaskan bahwa pada malam ini, Al-Qur'an diturunkan seluruhnya dengan cara sekali turun, dari lauhil mahfuzh ke langit dunia.

Kedua, lebih baik dari seribu bulan dan hadiah bagi umat Nabi Muhammad SAW. Artinya, jika kita melakukan amalan shalih pada malam tersebut. Maka, pahalanya jauh lebih besar dan lebih baik dibandingkan beribadah di bulan lain selama seribu bulan. 

Jadi, lailatul qodar, sungguh anugerah Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad SAW yang rata-rata berumur paling pendek dibandingkan umat-umat terdahulu. 

Dengan adanya anugerah malam lailatul qodar. Maka, Allah SWT menginginkan agar pahala kita yang hidup pada akhir jaman ini, bisa sama dengan pahala ibadah umat-umat terdahulu, yang usianya panjang.

Ketiga, malam turunnya malaikat dan malam yang penuh kesejahteraan. Maksudnya, pada malam tersebut semua malaikat turun ke dunia dan mengucapkan salam kepada umat mukmin. 

Setiap mereka melewati umat Islam, malaikat mengucapkan salam. Pada malam tersebut semua yang terjadi adalah hal yang baik-baik, tidak ada keburukan sama sekali.

Keempat, malam ketentuan takdir.  Ibnu Katsir menjelaskan bahwa, pada malam ini ditentukan takdir seluruh manusia yang akan terjadi setahun ke depan. Berupa takdir kehidupan, kematian, rejeki, jodoh, dan lain-lain.

Oleh karena itu, wajar jika seluruh umat Islam di berbagai belahan dunia berbondong-bondong dan berlomba-lomba memperbanyak ibadah dan melakukan amal shalih untuk menggapai malam lailatul qodar.

Amalan lailatul qodar

Banyak cara dilakukan umat Islam untuk meraih pahala malam lailatul qodar. Apa saja? berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan oleh para ulama. Agar kita menjadi salahsatu kandidat yang akan memenangkan anugerah malam lailatul qodar.

Pertama, memperbanyak sholat malam, seperti sholat tarawih, sholat tahajud, sholat taubat, sholat hajat, sholat tasbih, hingga sholat witir.

Kedua, bertaubat memperbanyak istigfar. Agar Allah SWT berkenan memberikan ampunan-Nya. Karena, ketika kita mendapat ampunan dari Allah SWT. Maka, insyaalloh semua hal kebaikan akan kita dapat. Termasuk pahala malam lailatul qodar.

Ketiga, membaca Al-Qur'an. Pahala membaca Al-Qur'an pada bulan ini dilipatgandakan hingga beberapa derajat, berbeda dengan bulan-bulan lainnya.

Keempat, membaca sholawat kepada Rasulullah SAW. Agar di akhirat nanti, Rasulullah SAW mengenali kita sebagai umatnya. Karena, salahsatu ciri umat Nabi adalah ada jejak membaca sholawat pada lisannya.

Kelima, memperbanyak sedekah terutama kepada keluarga, kerabat, dan orang-orang yang membutuhkan.

Keenam, itikaf di masjid dengan memperbanyak dzikir, sholat, dan membaca Al-Qur'an.

Ciri orang mendapat lailatul qodar

Ustadz Adi Hidayat, Lc. menjelaskan bahwa ada beberapa ciri khusus yang dapat dikenali secara kasat mata. Jika seseorang telah mendapat anugerah malam lailatul qodar. Berikut adalah beberapa ciri tersebut.

Pertama, pada malam hari, orang tersebut memiliki suasana hati yang tenang, tidak banyak persoalan. Sehingga dari suasana yang tenang tersebut membuat wajah orang tersebut bersinar. Hal itu disebabkan oleh aura yang memancar membuat orang tersebut berperangai teduh dan nyaman.

Kedua, keesokan harinya orang tersebut akan merasa bahwa alam dan lingkungan sekitarnya begitu indah dan bagus.

Ketiga, orang tersebut akan memiliki sikap rendah hati. Sikap, sifat, dan perbuatannya akan meningkat menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Keempat, amalan ibadahnya meningkat dan menjauhi dari hal-hal yang akan menjerumuskan ke dalam maksiat. Karena, jika Allah SWT sudah mengampuni dan mencintai seorang hamba. Maka, yang pertama yang dilakukan Allah SWT adalah menjaga hamba tersebut dari perbuatan maksiat. Selanjutnya Allah SWT akan menjadikan hamba tersebut senang dalam melakukan perbuatan yang baik.

Nah, itulah beberapa ciri jika seorang hamba mendapatkan anugerah malam lailatul qodar.

Kisah Pak Ahmad mendapatkan malam lailatul qodar

Semua ciri yang diungkapkan oleh Ustadz Adi Hidayat di atas, pernah diungkapkan juga oleh guru ngaji saya dulu di desa. Pada saat taklim di bulan Ramadhan. 

Oleh karena itu, sebagai anak-anak yang suka ceriwis. Saya dan beberapa kawan pada saat itu, sibuk mencari tanda tersebut. Tentang siapakah yang mendapat anugerah malam lailatul qodar tersebut di desa kami.

Didapatlah sebuah nama kandidat. Beliau adalah bapak Ahmad, usianya hampir 57 saat itu. Beliau seorang pengambil nira untuk dijadikan gula merah, di desa saya disebutnya tukang nyadap. 

Beliau menyadap nira bukan miliknya sendiri, tapi nira milik orang lain. Beliau hanya mendapatkan upah beberapa potong gula merah dari kegiatan tersebut. 

Selain menyadap nira, Pak Ahmad juga bertani dan mengurus ternak. Tentu saja bertani di ladang milik orang lain, dan mengurus ternak milik orang lain. Beliau hanya mengambil upah dari pekerjaan tersebut. Itu pun tidak seberapa. 

Tapi, meskipun tidak berkelimpahan harta. Pak Ahmad orang yang dermawan. Dia memiliki sebuah sumur di belakang dapurnya. Sumur itu ia biarkan bebas diambil airnya oleh siapa saja. 

Sehingga berkah dari kedermawanan tersebut. Sumur itu adalah satu-satunya sumber air yang tidak pernah kering. Meskipun musim kemarau panjang melanda desa kami. 

Sebagai informasi, desa saya adalah sebuah wilayah yang kesulitan mencari sumber air bersih. Bila membuat sumur pun, harus dengan kedalaman di atas 20 meter. Dan bila lebih dari itu, sumur akan mengeluarkan gas beracun.

Namun, sumur milik Pak Ahmad adalah sebuah pengecualian. Sumurnya dangkal saja, antara 10-14 meter, airnya segar dan jernih. Setiap hari saya dan semua warga mengambil air ke sana. 

Selain sibuk bertani, menyadap, dan mengurus ternak. Kegiatan Pak Ahmad adalah adzan di masjid. Nyaris setiap waktu sholat, dengan suara paraunya yang sendu mendayu dia bangunkan kami setiap pukul setengah empat subuh. Itu beliau lakukan secara konsisten. Tanpa terlewat satu hari pun. 

Bahkan, pernah suatu hari di desa tidak terdengar suara adzan. Semua warga kalang kabut, bertanya kemanakah gerang Pak Ahmad, apakah sakit? Tidak biasanya beliau seperti ini. 

Benar saja, ketika dicek ke rumahnya. Beliau terbaring sakit, tidak dapat bangun sama sekali. Namun, alhamdulillah keesokan harinya beliau sudah kembali mengumandangkan adzan. 

Selain konsisten, Pak Ahmad juga orangnya penuh keikhlasan. Beliau sama sekali tidak mengharapkan imbalan atas segala yang dilakukannya. Memakmurkan masjid adalah passion beliau. Kami sering melihat, Pak Ahmad menyapu dan mengepel masjid. Lalu, mencuci karpet, sarung-sarung, dan mukena. 

Itu semua beliau lakukan dengan penuh suka cita. Kadang saya dan kawan-kawan ikut nimbrung. Tapi, bukan membantu. Malah bersenda gurau. Karena, Pak Ahmad orangnya pandai melucu. Semua anak-anak suka pada beliau. 

Meskipun kami suka membikin onar dan keributan saat sholat tarawih atau saat sholat biasa. Pak Ahmad tidak pernah marah. Beliau selalu membiarkan kami merasa betah di masjid.

Memang benar apa yang dikatakan oleh Pak Ustadz, bahwa ciri orang yang mendapatkan lailatul qodar itu wajahnya bersinar, tenang, penuh kedamaian. Saya lihat semua itu ada pada Pak Ahmad. 

Di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Muka beliau tampak bersinar, teduh, dan tenang. Padahal, maap ya Pak Ahmad itu kulitnya hitam karena terbakar matahari. Tetapi, setiap kali kami memandang wajahnya terpancar aura ketenangan dan kebijaksanaan dari sana.

Sekarang Pak Ahmad sudah tiada. Berpulang ke haribaan Allah SWT. Membawa semua amalan baiknya yang ia kumpulkan selama di dunia. 

Kisah hidup beliau selalu saya jadikan sebagai inspirasi dan motivasi. Bahwa, berbuat baik itu tidak harus menunggu berkecukupan. Tapi, semua amalan itu dapat dilakukan bahkan saat kita dalam keadaan sederhana sekali pun.

Selamat jalan Pak Ahmad, Bapak sudah tenang di sana. Terima kasih, Bapak telah mengajarkan banyak teladan dan contoh kebaikan bagi saya saat kanak-kanak dahulu. 

Semoga nanti di akhirat kita dipertemukan kembali. Saya kangen memandang ketenangan yang terpancar dari wajah Bapak. Alfatihah untuk Bapak Ahmad. (*)

#Samber thr

#Samber 2022 hari 8

#Lailatul Qodar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun