Apakah tahu dan tempe akan menjadi makanan mahal seperti di luar negeri?
Diyakini bahwa tempe dan tahu, bukan hanya sebagai makanan khas dari Indonesia, tapi membawa nilai-nilai local wisdom Indonesia, tahu dan tempe mewakili kearifan lokal dan membawa nilai-nilai budaya. Mungkin, kita di Indonesia, ada yang beranggapan jika tahu dan tempe adalah makanan yang murah meriah.
Meskipun, Amerika sebagai pengimpor terbesar kedelai untuk Indonesia. Namun, ternyata harga tempe dan tahu di Amerika mahal lho. Tempe di sana merupakan barang yang mewah dan mahal. Harganya fantastis, mencapai USD 26 sekitar 400 ribu. Wah, bisa cepat kaya, ya kalau jualan tempe di negeri Paman Sam.Â
Di Inggris, harga satu porsi tempe di restoran adalah bisa mencapai USD 20, sekitar 287 ribu. Di Jepang, agak murah, ya. Untuk satu bungkus, atau 100 gram tempe dijual dengan harga 350 Yen atau Rp. 45.000.
Ada beberapa hal yang menyebabkan harga makanan berbahan kedelai ini, bisa begitu mahal dan mewah di luar negeri.Â
Pertama, proses pembuatan tempe memerlukan suhu dan tingkat kelembaban tertentu, dan ternyata Indonesia dengan iklim tropisnya sangat cocok dan bagus dalam menghasilkan tempe yang berkualitas.Â
Sedangkan di negara luar, untuk menghasilkan suhu dan kelembaban yang diinginkan membutuhkan biaya yang lumayan mahal.Â
Kedua, meski mahal, masyarakat luar negeri tetap rela membayar mahal. Itu disebabkan karena mereka adalah orang-orang vegetarian yang mengkonsumsi makanan non-daging.
Nah, apakah dengan naiknya harga kedelai, mogoknya para perajin industri tahu-tempe, akan menjadikan harga tahu-tempe di Indonesia menjadi mahal? Apakah tahu-tempe nantinya akan menjadi barang mewah juga seperti di luar negeri?Â
Jika begitu, bagaimana nasib emak-emak seperti saya yang suka mengudap mendoan dan tahu goreng cocol sambel kecap? Bisa gigit jari dong. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H