Perlahan, saya tinggalkan suami yang mulai terlelap. Lalu, membuka dompet dengan hati-hati. Saya menatap isi dompet tersebut penuh keraguan. Struk gaji dan amplop coklat itu seperti menertawakan. Saya membuka amplopnya pelan. Hati dagdigdug tidak menentu. “Dua puluh ribu!”
“Maapkan Ibu, Yah ...” Ucap saya lirih.
Terpaksa deh, besok harus kas bon ke koperasi untuk menutupi uang suami yang sudah terpakai. Tapi, walau begitu saya tidak menyesal. Toh, uangnya tidak digunakan untuk berfoya-foya sendiri. Namun, berbagi kebahagiaan suami kepada orang lain.
Siasat agar gaji pertama tak habis begitu saja
Sebenarnya saya dapat menerapkan beberapa trik atau siasat, agar gaji pertama tidak habis begitu saja. Sekaligus meminimalisir dampak euforia dan kalap belanja. Apa saja siasat tersebut, berikut akan saya paparkan untuk anda.
1. Terapkan pola pengaturan uang 50-30-20, maksudnya 50 persen untuk biaya bulanan, 30 persen untuk cicilan, dan 20 persen untuk tabungan. Alokasi tabungan, dapat langsung ditransfer ke rekening tanpa kartu ATM.
Agar anda tidak tergoda untuk menggunakannya. Dalam hal sedekah, anda dapat menganggarkan sebanyak 30 persen untuk sedekah, infak, dan syukuran. Jadi, alokasi cicilannya dikesampingkan dulu.
2. Catat semua laporan keuangan dalam jurnal keuangan harian, mingguan, dan bulanan. Saat anda menerima gaji pertama tersebut, catat dengan rapih pembukuannya. Begitu juga dengan uang keluar yang dialokasikan dari gaji pertama tersebut.
Selain, agar anda tidak merasa 'kerampokan' karena pengeluaran yang tidak dicatat, biasanya kita akan kaget dan terkejut, saat uang tiba-tiba saja habis.
Padahal, merasa tidak membeli apa-apa. Anda juga, suatu saat nanti, akan terkenang kala melihat catatan keuangan tersebut. Anda akan berseru, "Oh, uang gaji pertama saya, ternyata dipakai untuk membayar ini dan ini."
3. Jangan membawa uang kas dalam jumlah besar, saat keluar rumah. Hal tersebut, akan mencegah anda untuk belanja di luar yang dibutuhkan. Bawalah uang dalam jumlah terbatas, umpama cukup untuk transportasi, makan, dan cadangan. Seratus atau dua ratus ribu, mungkin cukup lah, ya.
4. Sedekah boleh, namun harus sesuai dengan alokasi yang sudah dianggarkan. Jika anda bernadzar akan bersedekah. Maka, keluarkanlah sedekah sesuai dengan dana yang sudah dialokasikan. Umpama 30 persen, anda harus patuhi alokasi tersebut