Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pelajar Ingin Sukses di Masa Depan, Mulai dengan Mengumpulkan Tugas Tepat Waktu

25 Januari 2022   15:58 Diperbarui: 27 Januari 2022   04:50 1570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hallo, Kompasianer muda sekalian. Artikel saya kali ini ditulis secara khusus untuk kalian. Generasi zillenial yang akan mengemban tugas sebagai pemanggul kebijakan, penerang di dunia pendidikan, hakim yang memutus sebuah persengketaan dengan adil, dokter yang ahli penuh kasih sayang, pengusaha yang sukses dan dermawan, dan profesi-profesi lainnya yang secara niscaya akan dan harus kalian genggam dengan erat.

Baik saat ini melalui gaungan cita-cita, yang kalian tulis di diary, dilisankan dalam do'a-do'a dan sujud panjang, dilakukan setahap demi setahap penuh keyakinan. Maupun nanti ketika cita itu sudah terlaksana, segala harap telah diraih, dan asa yang menggelora telah bertemu dengan muaranya. Maka, puncak dari sebuah kesuksesan adalah rasa syukur. Angkatlah kedua tangan ke langit dan rendahkan kepalamu. Berterima kasihlah kepada Yang Maha Esa.

Awal Perjuangan

Hari ini, kalian sedang berada di tahap awal. Peletakkan batu pertama dari sebuah bangunan yang bernama 'cita-cita'. Agar atap kesuksesan dan keberhasilan dapat dengan mudah menaungi, melindungi, dan menjamin hidup kalian di masa depan.

Agar kalian bisa sukses dan berhasil pada tahun 2045, di saat kalian berusia antara 37-40 tahun. Maka, ada tahap-tahap perjuangan yang harus diinjak dengan benar.

Ada beberapa alasan, mengapa kesuksesan itu harus diperjuangkan. Simak, ya Kompasianer muda. Berikut saya rangkumkan untuk kalian.

Pertama, Tidak ada kesuksesan yang instan. Kalian memang hidup di jaman yang serba instan. Dari mulai makanan, minuman, membeli pakaian, transaksi perbankan,  aplikasi-aplikasi permainan, belajar melalui internet, bahkan untuk hubungan sosial pun sudah mulai merambah ke hal yang tak kasat mata alias dunia maya. 

Untuk yang disebut terakhir ini, aplikasi pencari jodoh sebagai salah satu contohnya. Saat ini, beberapa orang merasa nyaman dengan mencari calon pasangan hidup secara online. Ya, sebenarnya boleh-boleh saja. Asal kalian selektif dan menetapkan kriteria yang jelas. So, keep calm, ya Guys.

Namun, ada satu hal yang menurut saya tidak dapat kalian capai dengan instan, yaitu kesuksesan. Mungkin, karena belum ditemukan aplikasi untuk mencapai hal tersebut.

Walau sebenarnya beberapa contoh di lapangan, dapat kita sebutkan terkait kesuksesan secara instan ini. Umpamanya, orang yang sukses karena berhasil viral di media sosial, baik dengan mengunggah sendiri maupun diunggah oleh orang lain. 

Contoh, polisi yang bernyanyi lagu India bernama Norman Kamaru. Nah, dia berhasil untuk terkenal dan populer melalui proses bernama 'viral. Ada juga anak yang berprofesi sebagai pemulung. Ketika beristirahat, dia membaca Al-qur'an. 

Ada seorang pengguna media sosial yang mengunggah foto anak sedang membaca Al-Qur'an tersebut di media sosial, lalu viral dan berbondong-bondong netizen melakukan donasi untuk membantu anak tersebut.

Jaman sekarang, sebenarnya menempuh kesuksesan itu sebuah keniscayaan yang mudah saja. Karena teknologi telah begitu erat dan melekat dalam semua lini kehidupan manusia. Teknologi benar-benar meniadakan batas antara ruang dan waktu.

Semua informasi dari jarak ribuan mil akan sampai pada masyarakat hanya dalam hitungan menit saja. Coba kalian bayangkan. Andai semua teknologi itu hilang. Apa yang akan terjadi pada dunia ini. Apa yang dapat kalian lakukan?

Memang untuk saat ini, kesuksesan ada yang dapat dicapai dengan instan. Namun, menurut hemat saya. Kesuksesan tersebut terasa berkurang dari beberapa segi. Umpama, greget perjuangannya hilang, tidak dapat dinikmati dengan tenang, mudah untuk kembali ke asal semula, dan kurang berkah.

Kedua, Semua orang yang hari ini sukses adalah orang-orang yang hidup dengan prihatin. Jika kalian suka membaca biografi dan autobiografi orang-orang terkenal, berjasa, ilmuwan, para ahli, dan para pemimpin negara.

Maka, kalian akan menjumpai betapa mereka, orang-orang yang sukses saat ini. Baik masih hidup, maupun orang tersebut sudah meninggal. Ternyata, mereka semua berangkat dari titik nol. Seperti sering kalian dengar, saat mengisi bensin, "Dimulai dari nol, ya."

Tidak ada satu orang pun yang sukses hari ini karena 'pemberian'. Kecuali, jika kamu anak artis, presiden, dan orang terkaya di dunia menurut majalah Forbes. Bukan tidak mungkin, jika kalian dapat menggapai cita-cita dan kesuksesan hanya dengan ongkang-ongkang kaki. 

Karena orang tua telah melicinkan jalan menuju ke sana. Namun, saya jamin, kesuksesan tersebut hanya akan bertahan seumur jagung saja. Karena, jika orangtuamu tiada. Maka, kalian akan kehilangan semuanya. Jadi, catat dalam diary kalian mulai hari ini, bahwa sukses yang indah harus dicapai dengan perjuangan.

Ketiga, Tidak ada yang bisa kalian andalkan di dunia ini, selain diri sendiri. Harus kalian ingat anak-anakku. Sejatinya kita hidup di dunia ini adalah berteman diri. Kalian tidak dapat mengandalkan siapa pun. 

Bahkan orang tua, yang nota bene merupakan manusia terdekat dalam kehidupan kalian. Manusia yang kasih dan sayangnya melebihi malaikat bagi kita. Namun, hidup mereka ada batasnya, Guys.

Tidak akan selamanya, kalian berada dalam buai dan gendongan mereka. Justru, kalian harus sadar bahwa keberadaan orang tua bagi kalian, fungsi utamanya adalah mempersiapkan kalian. Agar mampu mandiri, tanggung jawab, survival, dan memiliki spirit untuk terus berjuang demi melangsungkan hidup. So, semangat, ya. Berdirilah di atas kaki kalian sendiri. Meski ayah dan ibu menyediakan kaki mereka untuk dipijak.

Di dalam hidup, terbiasalah percaya pada kemampuan diri sendiri. Ucapkan setiap hari, bahwa kalian hebat. Karena, hanya kalian yang mampu diandalkan untuk menyelesaikan semua urusan terkait diri, pendidikan, cita-cita, dan keluarga.

Dimulai dengan mengumpulkan tugas tepat waktu

Kesuksesan besar yang kalian inginkan di masa depan nanti. Harus dimulai dari hal-hal yang kecil. Ibarat sebuah bangunan rumah yang megah dan mewah. Ia dibangun dari hal-hal yang bahkan amat kecil seperti pasir, semen, kerikil, dan lain-lain. 

Begitu juga dengan bangunan megah bernama kesuksesan. Langkah awalnya adalah mengumpulkan tugas tepat waktu. Sepele, ya Guys rasanya. Namun, terasa berat untuk dengan secara konsisten dilakukan. Mengapa? Karena kalian belum terbiasa. Kalian masih di-ninabobo-kan dengan kenyamanan dan pengaruh gawai.

Ada beberapa alasan mengapa mengumpulkan tugas tepat waktu menjadi sangat penting. Bahkan dapat menjadi faktor penentu kesuksesan kalian di masa depan. Berikut akan saya paparkan alasannya.

1. Sehat untuk jantung. 

Tentu saja, kalian akan bertanya, "Apa hubungannya antara kesehatan jantung dan tepat waktu mengumpulkan tugas?" Jawabannya : ada hubungannya. Jika kalian, para kompasianer muda adalah tipe anak yang rajin. Maka, mengumpulkan tugas tepat waktu adalah hal yang amat disukai oleh mereka. Tugas tersebut akan dikerjakan di awal waktu. Ketika hari itu seorang guru memberikan tugas.

Maka, sepulang sekolah, mereka akan langsung 'eksekusi' tugas tersebut. Tentu saja, dengan proses pengerjaan yang cermat, teliti, lengkap, dan kreatif. Karena, masih banyak waktu menuju tenggat waktu yang dijanjikan oleh guru. 

Bila ada kekurangan dari isi tugas tersebut, si rajin ini akan memiliki waktu yang lega untuk menambahkan kekurangan tersebut. Penelitian membuktikan bahwa orang yang rajin, kondisi jantungnya lebih sehat.

Nah, beda lagi jika kalian tidak suka mengerjakan tugas. Jika pun mengerjakan dengan asal-asalan dan dikerjakan di sekolah, sesaat menjelang dikumpulkan. Nah, lho. Jantung kalian akan terpacu dengan cepat. 

ilustrasi pelajar merasa tertekan karena ditagih tugas | pasundanexspress.com
ilustrasi pelajar merasa tertekan karena ditagih tugas | pasundanexspress.com

Diakui atau tidak, rasa stress dan tertekan karena takut dimarahi oleh guru akan menguasai diri. Sehingga detak jantung bekerja dua kali lebih cepat. Karena, menurut artikel kesehatan yang saya baca, salah satu faktor penyebab dan pemicu detak jantung lebih cepat adalah stres dan kecemasan.

Bayangkan jika, dalam satu hari ada dua pelajaran yang menuntut kalian untuk mengumpulkan tugas secara tepat waktu. Otomatis, dalam sehari itu, jantung kalian dua kali juga mengalami kenaikan denyut. 

Jika terus-terusan seperti itu setiap hari, dapat dibayangkan. Bagaimana, kondisi jantung kalian di masa depan. Hayo, masih tertarik menunda-nunda tugas. Hati-hati tuh, dengan jantungmu!.

2. Skema nilai yang diperoleh lebih tinggi. 

Kompasianer muda yang berbahagia. Saya yakin dan percaya. Bahwa kalian adalah para pelajar tangguh, yang datang ke sekolah dengan niat utama yaitu mencari ilmu. 

Namun, tak dapat dipungkiri. Selain niat utama tersebut, ada keinginan yang terbersit untuk memperoleh nilai lebih tinggi dari setiap mata pelajaran. Agar memiliki peringkat yang bagus pada nilai di buku laporan pendidikan.

Nah, jika kalian memiliki orientasi ke arah sana. Maka, mengumpulkan tugas tepat waktu adalah pilihan yang tepat dan bijaksana. Mungkin, ada beberapa orang guru yang mengijinkan kalian yang belum tuntas mengerjakan tugas di rumah, agar melanjutkannya di sekolah. 

Namun, tentu saja ada skema penilaian yang berbeda. Misalnya, jika penugasan tersebut dikumpulkan tepat waktu, isinya lengkap, ditulis dengan rapih dan kreatif maka guru akan memberikan nilai tertinggi 95.

Bagi kalian yang mengerjakan tugas tersebut di sekolah. Maka, guru tetap akan memberikan nilai. Namun, tentu saja di bawah nilai kalian yang mengumpulkan tepat waktu. Umpama hanya 85 saja. Rugi kan, ya. Perbedaannya hampir 10 angka. Itulah, makanya alasan mengapa teman-teman kalian yang rajin biasanya akan menguasai puncak klasemen peringkat di kelas.

3. Bukti bahwa kalian sudah mampu berfikir dewasa. 

Karena, sudah memiliki tata kelola dan manajemen pribadi yang baik. Kedewasaan bukanlah dilihat dari banyaknya jumlah usia yang disandang oleh seorang manusia. Dewasa ditandai dengan kematangan pikiran, mampu mandiri, dapat bertanggungjawab atas apa yang dilakukan, mampu mengelola tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. 

Seperti dilansir dari Bright side tanda-tanda kalian dikatakan dewasa adalah : memiliki kendali emosi atas diri sendiri, bertanggungjawab atas diri dan tindakan yang dilakukan, mampu bersyukur atas apa yang sudah dimiliki, rasa ingin tahu yang luas, menerima diri sendiri apa adanya dan lain-lain.

Kalian akan mencapai tingkat kedewasaan paripurna pada saat berumur 40 tahun. Kalian tentu tahu jika saat ini, lagi viral tentang cuitan Ligwina Hananto, seorang financial trainer yang menyebutkan bahwa usia 40 tahun seorang manusia wajib memiliki rumah. 

Hal tersebut menuai pro dan kontra. Nah, bagaimana Kompasianer muda, kalian setuju tidak dengan pendapat Ligwina Hananto? Kalau saya setuju-setuju saja. Karena, keong saja memiliki rumah, masa kita manusia yang dibekali akal dan pikiran tidak mampu memiliki rumah, bahkan di usia 40 tahun. Tul gak?

4. Bekal untuk berhasil dalam dunia kerja. 

Ketika kalian mampu mengerjakan tugas dengan baik dan mengumpulkannya tepat waktu saat berada di sekolah menengah. Maka, hal tersebut akan menjadi bekal yang sangat berharga di saat kalian masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

Umpamanya universitas atau perguruan tinggi. Karena, saat kuliah dosen akan berbeda dengan guru. Di perguruan tinggi, kalian akan enjoy saja jika tidak mengerjakan tugas. Dosen pun tidak akan peduli. Tunggu saja di akhir semester, kalian akan mendapat 'surat cinta' yang berisi ucapan, "Selamat, Anda di-Drop Out." Nah, menyesal gak tuh.

Apalagi, jika kalian masuk ke dunia kerja. Alamat baru sehari langsung dipecat tuh. Jika kalian berani tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan atau manajer kalian. So, rajin-rajinlah mengerjakan tugas, ya.

Harus jadi 'BOS'

Kalian boleh bermalas-malasan di masa muda, tidak mengerjakan tugas dari guru, menyepelekan semua hal yang bersifat aturan, hanya menikmati kesenangan masa muda dan hura-hura. Menurut saya, boleh-boleh saja. Ayo, hidup hanya sekali, nikmatilah selagi masih diberikan waktu untuk bernafas. 

Namun, pastikan jika kalian dewasa nanti. Kompasianer muda semua harus memiliki perusahaan, menjadi BOS di perusahaan yang didirikan atas nama kalian sendiri. Maka, insyaalloh kalian tidak akan ada yang menyuruh mengerjakan tugas yang berhubungan dengan apa pun. Karena, kalian tinggal tunjuk saja para pekerja. Selamat, semoga di masa depan, kalian semua menjadi BOS. 

Aamiin yra. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun