Ada seorang pengguna media sosial yang mengunggah foto anak sedang membaca Al-Qur'an tersebut di media sosial, lalu viral dan berbondong-bondong netizen melakukan donasi untuk membantu anak tersebut.
Jaman sekarang, sebenarnya menempuh kesuksesan itu sebuah keniscayaan yang mudah saja. Karena teknologi telah begitu erat dan melekat dalam semua lini kehidupan manusia. Teknologi benar-benar meniadakan batas antara ruang dan waktu.
Semua informasi dari jarak ribuan mil akan sampai pada masyarakat hanya dalam hitungan menit saja. Coba kalian bayangkan. Andai semua teknologi itu hilang. Apa yang akan terjadi pada dunia ini. Apa yang dapat kalian lakukan?
Memang untuk saat ini, kesuksesan ada yang dapat dicapai dengan instan. Namun, menurut hemat saya. Kesuksesan tersebut terasa berkurang dari beberapa segi. Umpama, greget perjuangannya hilang, tidak dapat dinikmati dengan tenang, mudah untuk kembali ke asal semula, dan kurang berkah.
Kedua, Semua orang yang hari ini sukses adalah orang-orang yang hidup dengan prihatin. Jika kalian suka membaca biografi dan autobiografi orang-orang terkenal, berjasa, ilmuwan, para ahli, dan para pemimpin negara.
Maka, kalian akan menjumpai betapa mereka, orang-orang yang sukses saat ini. Baik masih hidup, maupun orang tersebut sudah meninggal. Ternyata, mereka semua berangkat dari titik nol. Seperti sering kalian dengar, saat mengisi bensin, "Dimulai dari nol, ya."
Tidak ada satu orang pun yang sukses hari ini karena 'pemberian'. Kecuali, jika kamu anak artis, presiden, dan orang terkaya di dunia menurut majalah Forbes. Bukan tidak mungkin, jika kalian dapat menggapai cita-cita dan kesuksesan hanya dengan ongkang-ongkang kaki.Â
Karena orang tua telah melicinkan jalan menuju ke sana. Namun, saya jamin, kesuksesan tersebut hanya akan bertahan seumur jagung saja. Karena, jika orangtuamu tiada. Maka, kalian akan kehilangan semuanya. Jadi, catat dalam diary kalian mulai hari ini, bahwa sukses yang indah harus dicapai dengan perjuangan.
Ketiga, Tidak ada yang bisa kalian andalkan di dunia ini, selain diri sendiri. Harus kalian ingat anak-anakku. Sejatinya kita hidup di dunia ini adalah berteman diri. Kalian tidak dapat mengandalkan siapa pun.Â
Bahkan orang tua, yang nota bene merupakan manusia terdekat dalam kehidupan kalian. Manusia yang kasih dan sayangnya melebihi malaikat bagi kita. Namun, hidup mereka ada batasnya, Guys.
Tidak akan selamanya, kalian berada dalam buai dan gendongan mereka. Justru, kalian harus sadar bahwa keberadaan orang tua bagi kalian, fungsi utamanya adalah mempersiapkan kalian. Agar mampu mandiri, tanggung jawab, survival, dan memiliki spirit untuk terus berjuang demi melangsungkan hidup. So, semangat, ya. Berdirilah di atas kaki kalian sendiri. Meski ayah dan ibu menyediakan kaki mereka untuk dipijak.