Kata orang tua, :"Kalau kucing mati harus dikubur seperti cara mengubur manusia. Apalagi kalau kita menabrak kucing tersebut hingga meninggal. Harus dikapani dengan baju si sopirnya. Kalau tidak kesialan dan hal buruk akan menghampiri penabrak tersebut."
Saya dan suami melakukan semua ritual pepatah orang tua tersebut. Tanpa banyak bertanya dan alasan ini itu. Habis, ngeri juga kalau harus dihantui kesialan dan hal buruk. Lebih dari itu Loli sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri. Saya ingin dia beristirahat secara layak di kuburannya.
Tetangga yang mengetahui kejadian tewasnya Loli di mesin mobil kami itu berkata, :"Aduh ini pasti pertanda buruk, sesuatu kesialan akan terjadi pada keluarga ini.Â
Apalagi istrinya sedang hamil. Bisa jadi ini pertanda kalau saat kelahiran anaknya nanti, seseorang diantara ibu dan anak ini akan meninggal." Wiiiiy bulu kuduk saya meremang.
Bijak dalam menyikapi mitos
Selama dua bulan terakhir menjalani kehamilan, saya dan suami tidak henti-hentinya berdoa, memohon keselamatan. Agar bayi yang ada dalam kandungan serta kami sekeluarga dijauhkan dari hal-hal buruk.
Di usia kehamilan sembilan bulan lebih sepuluh hari, saya melahirkan secara normal. Putra kami lahir dengan berat tiga setengah kilogram dan panjang lima puluh centi meter. Sehat, montok dan menggemaskan. Tidak kurang sesuatu apa pun seperti yang dikhawatirkan saya dan suami selama ini.
Yah, selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Percaya tidak percaya. Mitos itu memang hidup dan berkembang di sekitar kita. Semoga kita semua bisa berlaku bijak dalam menyikapinya. Sekali lagi, Good Bye Loli, moga kau tenang di alam sana. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H