Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu yang Merangkul Kabut

26 Desember 2021   07:34 Diperbarui: 26 Desember 2021   07:49 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seruputlah dengan nikmat, kepulan kabut dalam cangkir teh-mu

Tuangkan sesendok gula kehidupan, gail-gail supaya padu

Hiruplah aroma dari kepulan yang membumbung itu

Akan kau dapati senyum simpul-tawa-riang bidadari bernama, Ibu!

Desember, entah kenapa selalu sajikan seluar rindu berbalut kabut

Refleksi dan resolusi bergumul seru dalam pikir buat semaput

Tapi, untuk semua kegagalan dan harapan tertunda itu, aku tidak takut!

Ada auman harimau menggelegar, hadir hilangkan kalut

"Nak, bangunlah! Singkirkan malas, ayo gantung selimut!"

Ah, Ibu! hatiku selalu saja jatuh

Pada kabut hangat yang merangkul dalam simpuh

Semangkuk uli panas selalu berhasil membuatku luluh

Januari, ku taruh harapan pada diri penuh

Sumedang, Desember 2021

-Menghirup aroma kabut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun