sore itu lina hanya duduk terdiam merasakan dingin
rupanya lina belum terbiasa dengan cuaca disini
gerimis yg seakan tak kunjung henti membuatku malas
entah kenapa secangkir kopi hangat terasa nikmat menjadi
teman pengusir dingin. huuufft udara yg lembab berkabut
seakan sanggup membekukan kepalaku dengan seutuhnya
dan dalam kebekuan ini lina sempat berfikir kenapa lina ada disini
di tempat yang baru,tempat tinggal yg penuh dengan asah,asih,asuh dan persahabatan
sekarang aku tak sanggup tuk mengingat sudah berapa pekankah
lina tinggal disini, yg ku tau sudah beberapa orang penduduk
yg sudah ku kenal dari ramah dan santun mereka
lalu pandanganku kabur memandang lampu Neon di ujung tiang
tersentak ku tersadar oleh suara orang yg memanggilku dari belakang
"oh.. ternyata mommy" gumamku. yah dialah bu kades,
dengan nada pelan dia menanyakan keadaanku dan melihat ku yg sedari tadi berdiam diri
akhirnya dia mengajakku keliling desa rangkat yang sangat lina cintai sekarang ini .
Inilah tempat tinggalku yang sekarang ......
Air pancuran yang turun dari kaki gunung
Beriak gemericik bak nyanyian alam
Burung bangau putih berdiri di sungai kecil
Melantunkan syair kedamaian
Sayup terdengar seruling anak gembala
Terduduk manis di bawah rindang pepohonan
Sembari menikmati hembusan angin
Yang menyapu kulit dan tubuhnya
Hmm..... begitu indahnya lukisan alam pedesaan
Dimana banyak orang yang menikmati
Aku pun tak kuasa mengingkari hati
Tuk nikmati lukisan alam yang tercipta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H