Setelah Stasiun Kutoarjo, saya mulai mengantuk dan memutuskan untuk tidur. Banyak stasiun terlewati, tapi saya sudah terlelap, meski sesekali masih mendengar keriuhan, tapi tubuh ini butuh menerima haknya untuk beristirahat dalam dinginnya AC kereta.
Tak terasa kereta sudah mendekati pemberhentian terakhir, Stasiun Gambir. Lagu Kicir-Kicir menyambut kedatangan kami memecah keheningan dini hari.
"Kicir-Kicir....ini lagunya." Eh, ternyata cuma instrumentalia, hehehe...
03.10 Stasiun Gambir
Kami mengecek barang bawaan kami yang cukup banyak, agar tidak sampai tertinggal. Meski begitu, jika ada barang bawaan yang tertinggal, padahal sangat penting dan berharga bisa dilacak melalui Contact Center KAI 121. Seperti dikutip dari cnnIndonesia.com,
Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyebut jumlah temuan barang penumpang yang tertinggal tahun ini meningkat drastis dibanding 2023, yakni 5.434 barang dengan perkiraan nilai sekitar Rp6,6 miliar.
Anne menyebutkan, KAI memiliki sistem layanan Lost and Found. Jadi penumpang yang merasa kehilangan atau tertinggal barangnya di dalam kereta atau stasiun bisa melaporkan kepada petugas atau melalui Contact Center KAI 121 untuk ditindaklanjuti.
Laptop ayah juga pernah tertinggal di tempat duduk di Stasiun Madiun. Saat kembali mau diambil, ternyata sudah dibawa petugas. Tapi akhirnya bisa diambil di kantor dan dikembalikan.
Kami keluar menuju ruang tunggu penumpang sekaligus menunggu dijemput Si bungsu menuju penginapan di hotel yang sudah dipesan dan diurusinya.
Alhamdulillah, perjalanan yang lancar dan nyaman. Semoga dalam kepemimpinan Pak Didiek Hartantyo, KAI mendidiek jadi lebih baik dan lebih disukai pelanggan. Tentunya karena kualitas pelayanannya, akses, dan kenyamanan perjalanan menggunakan kereta.Â
Yuk kita nikmati perjalanan KA Gajayana dari Stasiun Madiun ke Stasiun Gambir dalam videoku ini .