Kemudian mengontak temannya di grup camper Van. Padahal sudah dari tadi kusarankan tanya di grup, pasti pada paham, tapi suamiku nggak mau.
"Seperti nya ini sudah sampai parkiran. Tapi kenapa tidak ada orang?" Tanya suamiku pada diri sendiri.
"Kita ikuti arah 2 anak yang tadi naik motor itu saja Mas. Sepertinya dari arah sana!" Kataku. Paling tidak, pastinya itu arah ke perkampungan, kita bisa bertemu orang dan bertanya arah yang benar.
"Ya, sudah. Nih senternya. Kamu yang cari jalan, nanti kamu terangi!"
Kuambil senter dari tangan suami, dan turun dari mobil menuju arah 2 anak yang tadi lewat, sementara suamiku naik mobil mengikuti Aku.
"Lho, Mas . Itu kan kemah, banyak lampu. Dan ramai orang ngobrol dan berteriak!" Kataku takjub. Kira-kira 100 m dari tempat ku berdiri, terlihat banyak kemah didirikan dan kerlap kerlip lampu. Juga ramai suara orang.Â
"Iya, Mas. Betul! Itu pasti camper Van!" Teriakku girang dan takjub. Sekaligus heran, kenapa tadi waktu berhenti di sini sangat sepi dan tidak terlihat kemah, cuma beberapa lampu warna warni terlihat yang kukira lampu agustusan.Â
"Apakah kami disuruh mampir  dulu, masuk gapura ke bangunan besar yang entah apa dengan suasana sepi mirip makam?
Apakah disuruh ijin untuk masuk wilayah ini, sesuai dengan namanya "Mampiro" di gedung tadi? Tempat apa itu?"
Besok kalau sudah terang kita lihat ya, tempat apa yang sebenarnya kita kunjungi tadi dalam gelap. Sabar di artikel selanjutnya, ya.