Menikmati tempe mendoan? Enyaaakkkk...!
Nah, menikmati kuliner yang satu ini di manapun terasa nikmat. Apalagi jika disantap panas-panas saat camper Van di daerah berhawa dingin seperti Desa Klepu Jayandaru di Kecamatan Sooko, Ponorogo ini.
Dalam pariwisata berkelanjutan, semua potensi wisata bisa ditonjolkan, termasuk wisata kuliner. Hasil karya warga setempat, seperti tempe lebar berbungkus daun juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri dalam pariwisata berkelanjutan.
Menikmati tempe goreng mendoan yang masih panas di tempat camp tentunya sungguh menarik.
Tapi sayang nya, keinginan itu hanya khayalan dan tinggal kenangan, sebab saat berkemah, kita malas mengeluarkan perkakas untuk menggoreng mendoan, padahal semua alat dan bahan tersedia. Tapi tidak ada salahnya mewujudkan keinginan untuk menggoreng dan menikmati mendoan yang tertunda.
Tempe mendoan adalah kuliner khas dari Banyumas. Dalam bahasa Banyumas, mendo artinya belum lengkap, atau setengah matang. Jadi umumnya tempe mendoan digoreng setengah matang.
Bahan tempe mendoan adalah tempe yang sengaja dibungkus daun  berbentuk tipis melebar. Bukan tempe yang diiris tipis.
Tempe mendoan digoreng dengan tepung terigu berbumbu yang ditaburi irisan daun bawang.
Tempe mendoan biasanya disajikan bersama irisan cabe rawit dan kecap.
Berawal dari Mbak Monik, peserta asal Kediri yang memberi saya tempe yang dibelinya dari warung di Desa Klepu saat treking tadi, keinginan saya bulat untuk membuat tempe mendoan.