Saat bingung menentukan pesanan, saya langsung berpikir tentang topil Kompasiana mengenai diet food combining yang mengeliminasi sumber nutrisi yang dianggap berlebihan jika hadir bersamaan. Eh... memangnya pertunjukan?
Jika (dulu) makanan sehat dianggap kombinasi makanan lengkap yang memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, dan serat, maka diet food combining ini hanya terdiri dari karbohidrat dan serat, atau protein dan serat saja. Kalau perlu hanya makan buah-buahan yang kaya serat saja.
Karbohidrat dan protein dilarang hadir bersamaan dalam menu diet food combining.
Begitu pula sumber karbohidrat tidak boleh lebih dari satu, misalnya nasi dan kentang, nasi dan mie, atau kentang dan jagung.
Protein juga tidak boleh double, misalnya daging dan telur, daging dan ayam, ayam dan telur, tahu dan tempe, telur dan tahu. Pokoknya sesama protein, atau sesama karbohidrat, tidak boleh saling berpelukan. Eh... maksudnya dihidangkan bersama.
Agak susah juga ya, jika kebiasaan dan mindset kita terbiasa makan lengkap sebagai makanan sehat dan bergizi yang dibutuhkan tubuh, tiba-tiba harus serba kekurangan. Eh...
Tapi, mau sehat nggak? Ya maulah!Â
Seiring perkembangan zaman, menu sehat semakin beragam tergantung rekomendasi ahli dan pengalaman pribadi. Seringkali orang yang tidak mengikuti tren dianggap katrok! Eh...
Tapi seperti apa yang saya anut, semua benar, dan sah selama tidak memaksa orang lain untuk mengikuti. Itu saja sih, prinsip saya. Hehehe...
Dari model diet yang menghindari nasi, tidak sarapan sebelum pukul 09.00. Memperbanyak protein, sampai yang hanya makan sayur dan buah, mungkin bisa diikuti kalau kita mampu. Apalagi jika berpengaruh baik bagi kesehatan. Tentunya sangat baik jika diikuti.