Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

First Date Never Forgets

5 Juni 2024   12:56 Diperbarui: 5 Juni 2024   16:37 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kusuguhkan piring nasi di hadapanmu. Aku sendiri  bersiap makan. 

"Ini surat terakhir mu, Dek!" Kamu ambil sepucuk surat yang kukirim untukmu dari stopmap plastik  yang selalu kamu tenteng.

"Hekkk!" 

Aku hampir tersedak dan terpingkal. Kamu lucu dan formal, mengingatkanku pada tanda bukti pemuatan setiap tulisanku dimuat di majalah kala itu. Kamupun membawa tanda bukti suratku yang terakhir (ngakak.com)

Tanpa tanda bukti pun aku langsung tahu saat tadi kamu turun dari bis, meski di masa itu belum masanya gawai seperti sekarang. Itu pasti kamu, meski aku tak menyangka kamu begitu mungil. Hihihi..

Aku menikmati hidangan rumah makan Padang dengan lahap, sementara kamu kulirik tampak tak berselera.

"Kalau di Madura, daun singkong buat makanan embik(kambing)" katamu berbisik. 

Waduh, jangan-jangan kamu mengira, aku menganggap mu embik. Eh...Pantesan wajahmu nggak enak banget.

"Aku juga nggak suka ayam, katamu lagi!"

 Jujur, aku sedikit kesal padamu. Makan saja ribet.  Apalagi saat makanan di piringmu masih tersisa banyak. Sepertinya kamu orang yang menyebalkan.

 Kata bapak dulu, "kalau ingin melihat kinerja lelaki, lihat bagaimana dia makan. Kalau sepiring nasi saja tidak mampu dihabiskan, bagaimana dia akan melakukan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan yang lebih besar dengan tuntas? Makan nasi itu seperti menghadapi pekerjaan. Saat orang lain yang menyuguhkan, tidak bisa memilih yang enak dan sesuai selera saja. Tapi apa yang disuguhkan itu adalah tanggung jawab yang harus dibereskan."

Untung saat itu kita cuma makan berdua, kalau bersama bapak, sebagai  calon menantu, kamu sudah tidak lulus untuk ujian makan dan kinerja. Hehehe...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun