Mohon tunggu...
Kelana Swandani
Kelana Swandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

First Date Never Forgets

5 Juni 2024   12:56 Diperbarui: 5 Juni 2024   16:37 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hanya pemanis (dokpri)

"Hai," katamu canggung, sedikit demam panggung.

"Hai juga!" Balasku sambil tersenyum. Geli dan sedikit usil.

Menurutku kamu aneh. Kamu kan laki-laki, kenapa malah tersipu?

"Kamu tambah kuning, bersih dan putih!" Katamu berusaha memujiku. Atau merayu?

Aku hampir tergelak. Beruntung cuma senyuman dan cengiran yang terlukis di mulut dan bibirku.

"Kita kan nggak pernah ketemu, kok bilang tambah kuning, bersih dan putih?" Aku pura-pura tak paham, sambil mengerling jenaka.

Ah..apa aku nakal? Kenapa bukan aku yang tersipu,malu-malu dan tertunduk. Tapi  malah geli dan pingin tertawa melulu.

Kamu kan laki-laki, mengapa kamu yang selalu tersipu dengan wajah memerah?

Ucapanmu pun garing tapi tak renyah. Eh .. bercanda.

Ini tempat pertama kita bertemu, sekaligus tempat first date. First date never Forgets.

Kutunggu kamu di depan kampus, turun dari bis AKAP tergesa, dan meloncat nyaris terjungkal.

Jangan khawatir, ada aku yang siap siaga jika kamu butuh pegangan. Eh...

Kamu mendatangiku, dan mengajak bersalaman sambil meletakkan tangan di dada sesudah nya.

Sumprit! Saat itu aku ingin ngakak. Kamu begitu unik dan antik. Seperti barang kuno. Bersalaman pun ala generasi kadaluarsa. Eh...

"Sudah, makan?" Tanyaku.

"Ayuk kita cari makan!" Jawabmu.

"Tuh!" Kukerlingkan mataku ke seberang jalan. Rumah makan Padang tepat di depan kampus.

Kamupun mengikuti menyeberang. 

Masuk ke rumah makan Padang kamu langsung mencari tempat duduk. Kebiasaan sampai sekarang yang tak juga berubah. Minta dilayani. Padahal di rumah makan Padang ini, kita kan langsung ambil piring, ditemplokin nasi, dan ambil sendiri sayur, sambal dan lauknya. Prasmanan sesuai keinginan.

Lha aku mana tahu seleramu, sementara kamu menuntutku melayanimu. Ya sudah, kuambilkan sama dengan punyaku. Daun singkong rebus, disiram kuah kental Kalio atau kuah lauk yang spicy dan kental bersantan. Ditambah sambal hijau dan ayam goreng. Minumnya es jeruk. Simple. Tidak ada yang istimewa.

Ilustrasi (dokpri)
Ilustrasi (dokpri)

Kusuguhkan piring nasi di hadapanmu. Aku sendiri  bersiap makan. 

"Ini surat terakhir mu, Dek!" Kamu ambil sepucuk surat yang kukirim untukmu dari stopmap plastik  yang selalu kamu tenteng.

"Hekkk!" 

Aku hampir tersedak dan terpingkal. Kamu lucu dan formal, mengingatkanku pada tanda bukti pemuatan setiap tulisanku dimuat di majalah kala itu. Kamupun membawa tanda bukti suratku yang terakhir (ngakak.com)

Tanpa tanda bukti pun aku langsung tahu saat tadi kamu turun dari bis, meski di masa itu belum masanya gawai seperti sekarang. Itu pasti kamu, meski aku tak menyangka kamu begitu mungil. Hihihi..

Aku menikmati hidangan rumah makan Padang dengan lahap, sementara kamu kulirik tampak tak berselera.

"Kalau di Madura, daun singkong buat makanan embik(kambing)" katamu berbisik. 

Waduh, jangan-jangan kamu mengira, aku menganggap mu embik. Eh...Pantesan wajahmu nggak enak banget.

"Aku juga nggak suka ayam, katamu lagi!"

 Jujur, aku sedikit kesal padamu. Makan saja ribet.  Apalagi saat makanan di piringmu masih tersisa banyak. Sepertinya kamu orang yang menyebalkan.

 Kata bapak dulu, "kalau ingin melihat kinerja lelaki, lihat bagaimana dia makan. Kalau sepiring nasi saja tidak mampu dihabiskan, bagaimana dia akan melakukan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan yang lebih besar dengan tuntas? Makan nasi itu seperti menghadapi pekerjaan. Saat orang lain yang menyuguhkan, tidak bisa memilih yang enak dan sesuai selera saja. Tapi apa yang disuguhkan itu adalah tanggung jawab yang harus dibereskan."

Untung saat itu kita cuma makan berdua, kalau bersama bapak, sebagai  calon menantu, kamu sudah tidak lulus untuk ujian makan dan kinerja. Hehehe...

Aku tersenyum. Mencoba introspeksi.  Mungkin bagimu aku juga perempuan aneh. Terlalu apa adanya, dan makannya banyak. Katamu, kalau mentraktir perempuan biasanya makannya sedikit. Nggak kaya aku yang tanpa babibu dan tanpa rasa malu menghabiskan piring nasiku.

Bagiku kamu adalah  sepiring nasi lengkap sayur dan lauknya. Seperti kata bapak, harus dinikmati semua, sekalipun tidak semua sesuai selera dan menyenangkan, bahkan mungkin tak lezat. Terlalu pedas, terlalu manis, terlalu asam, atau bahkan terlalu asin.

Bagiku kamu paket unik. First date sekaligus first meet ini entah sudah berapa kali aku pengin ngakak, tapi kutahan. Aku takut kamu berkecil hati dan tersinggung. Jadinya aku cuma senyum-senyum sendiri. Mungkin teman-teman kostku maklum kalau kita berjodoh, sebab mereka tahu seleraku.

Saat dulu teman-teman lain ngefans Anjasmara, Adam Jordan, aku ngefans nya bintang komedi project Pop. Ahayyy..

Selesai makan, kamu mengajakku naik becak. Tapi aku bilang nggak ada becak. Tapi kalau mau dolan, jalan kaki atau naik bis saja. Di Solo ada bis tingkat yang jarang ditemui di tempat lain.

Naik becak? Ini pasti modus, hahaha...

Lagian, aku paling menghindari naik becak sekalipun sendiri, kecuali terpaksa. Nggak tega aja lihat tukang becaknya ngos-ngosan mengayuh pedal. Hiks...

Ah, sudah dulu ya. Aku jadi ngakak melulu. Cukup sampai di sini saja kisah first date nya...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun