Kutunggu kamu di depan kampus, turun dari bis AKAP tergesa, dan meloncat nyaris terjungkal.
Jangan khawatir, ada aku yang siap siaga jika kamu butuh pegangan. Eh...
Kamu mendatangiku, dan mengajak bersalaman sambil meletakkan tangan di dada sesudah nya.
Sumprit! Saat itu aku ingin ngakak. Kamu begitu unik dan antik. Seperti barang kuno. Bersalaman pun ala generasi kadaluarsa. Eh...
"Sudah, makan?" Tanyaku.
"Ayuk kita cari makan!" Jawabmu.
"Tuh!" Kukerlingkan mataku ke seberang jalan. Rumah makan Padang tepat di depan kampus.
Kamupun mengikuti menyeberang.Â
Masuk ke rumah makan Padang kamu langsung mencari tempat duduk. Kebiasaan sampai sekarang yang tak juga berubah. Minta dilayani. Padahal di rumah makan Padang ini, kita kan langsung ambil piring, ditemplokin nasi, dan ambil sendiri sayur, sambal dan lauknya. Prasmanan sesuai keinginan.
Lha aku mana tahu seleramu, sementara kamu menuntutku melayanimu. Ya sudah, kuambilkan sama dengan punyaku. Daun singkong rebus, disiram kuah kental Kalio atau kuah lauk yang spicy dan kental bersantan. Ditambah sambal hijau dan ayam goreng. Minumnya es jeruk. Simple. Tidak ada yang istimewa.