Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

The Power of Taubat, Film Pendek tentang Kehidupan Pesantren yang Penuh Pembelajaran

1 April 2024   20:59 Diperbarui: 1 April 2024   21:01 4087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan santri sudah dimulai sejak pukul 3 pagi (tangkapan layar Al bahjah TV)

Dunia ini berisi pujian dan caci maki. Aku sudah tak heran dan tak peduli. Yang terpenting apa yang dilakukan dalam sendiri. Semoga Aku bukan termasuk sang pengkhianat hati.(Ahyad Dian Ramadhani)

Cuplikan kata-kata  tokoh utama film "the power of taubat dan kelapangan hati"ini sangat menarik bagi saya meski menceritakan kisah santri anak-anak.

Film yang bikin tobat santri yang ingin kabur ini bagus untuk menanamkan pembelajaran kepada anak-anak yang tidak betah di pesantren dan ingin kabur.

Kurikulum Nasional Baru yang rencananya diadopsi dari kurikulum merdeka, kemungkinan juga akan mewarnai lingkungan pesantren. Meski begitu, pesantren tetap mempertahankan disiplin ketat untuk mencetak generasi yang tangguh dan mempunyai keahlian.

Kurikulum Nasional Baru yang diadopsi dari kurikulum merdeka, memberi keragaman pembelajaran yang sudah diterapkan di pesantren.

Di pesantren para santri dididik ilmu agama, ilmu umum, dan juga diberi kebebasan memilih ekstrakurikuler yang dalam kurikulum Nasional Baru disebut proyek P5.

Berbicara film ini, santri yang tadinya tidak betah di pesantren, justru menjadi santri yang matang secara emosional dan berprestasi.

Dalam film ini, terdapat implementasi taubat dan ketaatan seorang santri yang sebelumnya ingin kabur dari pesantren karena dianggapnya sangat menyusahkan.

Film "The Power of Tabat dan Kelapangan hati"  ini menceritakan tentang seorang santri bernama Ahyad Dian Ramadhani yang diperankan oleh Muhammad Mikal R Zaidan dengan apik.

Film ini diawali dengan masuknya Ahyad ke Pondok Al Bahjah. Selanjutnya film yang ditayangkan di YouTube oleh Al Bahjah TV ini mengeksplor kehidupan pondok.

Kegiatan santri sudah dimulai sejak pukul 3 pagi (tangkapan layar Al bahjah TV)
Kegiatan santri sudah dimulai sejak pukul 3 pagi (tangkapan layar Al bahjah TV)

Diawali suasana pukul 03.00 dini hari, para santri dibangunkan dan harus bersiap untuk mengikuti kegiatan pondok pesantren.

Ahyad yang bermalas-malasan sudah ditinggal teman-temannya. Dengan masih mengantuk dia segera mengambil air wudhu dan ikut shalat sunah. Awalnya Ahyad hanya mengikuti saja dan heran melihat temannya yang shalat sunah tanpa henti, sementara dirinya hanya bermalas-malasan.

Membangunkan santri pukul 03.00 (tangkapan layar Al bahjah tv)
Membangunkan santri pukul 03.00 (tangkapan layar Al bahjah tv)

Saat mata masih mengantuk, para santri harus siap membaca Alquran sambil berdiri dalam waktu lama. Bahkan menghafal Alquran juga.

Narasi yang diperdengarkan oleh soundman Ahmad Saefuddin ini menarik dengan Rima puisi yang tertata menyuarakan hati Ahyad.

Para santri diajak membaca Alquran sambil berdiri dalam waktu lama (tangkapan layar Al bahjah TV)
Para santri diajak membaca Alquran sambil berdiri dalam waktu lama (tangkapan layar Al bahjah TV)

Saat tak sadar terkantuk-kantuk, tiba-tiba semprotan air menghampiri, sehingga mata kembali terbuka dan terbelalak untuk kembali mencermati kitab suci.

Saat pagi, para santri diajak melaksanakan senam pagi untuk menyehatkan diri. Setelah itu waktunya mandi.

Dan ternyata, mandi pun harus antri panjang dengan banyaknya santri. Antrian yang membosankan tapi harus dilakukan.

Selesai mandi, para santri diberikan sarapan bersama -sama dalam satu nampan. Mereka berharap lauk daging sapi, tapi apa daya yang terhidang di depan mata adalah nasi dan sayur sawi.

Sarapan bersama untuk para santri (tangkapan layar Al bahjah TV)
Sarapan bersama untuk para santri (tangkapan layar Al bahjah TV)

Di pondok pesantren, Ahyad diajar menghafal Alquran dan hadist nabi. Juga pengetahuan umum dan ekstrakurikuler olahraga.

Para santri juga diberi kesempatan untuk menelpon orang tua pada waktu yang ditentukan. Biasanya sambil melepas kangen, para santri bisa berpesan barang-barang yang diinginkan agar dikirim oleh orang tuanya.

Para santri diberi waktu khusus untuk menelepon dan video call orang tuanya(tangkapan layar Al bahjah TV)
Para santri diberi waktu khusus untuk menelepon dan video call orang tuanya(tangkapan layar Al bahjah TV)

Ahyad yang memesan banyak barang pada orang tuanya bingung menyimpan barang-barangnya, akhirnya dimasukkan loker. Tapi saat dibuka, beraneka jajanan yang disembunyikan berhamburan, sehingga akhirnya ia mengajak teman-teman nya untuk menikmati bersama-sama.

Berbagi bekal bersama teman (tangkapan layar Al bahjah TV)
Berbagi bekal bersama teman (tangkapan layar Al bahjah TV)

Saat sendiri, Ahyad sangat rindu pada Abi dan ummi nya. Rasa rindu itu semakin lama tak tertahan, membuatnya ingin kabur. 

Ternyata keinginan Ahyad bersambut saat kedua temannya juga tidak betah menjalani kehidupan pesantren yang serba diatur. Makan diatur, mandi diatur, shalat diatur.

Akhirnya mereka bertiga menyusun strategi untuk kabur bersama.

Pada saat yang ditentukan, mereka siap kabur dengan melompat melalui jendela pondok. Saat kedua temannya sudah berhasil keluar, Ahyad tidak bisa melompat karena nggak nyampai, akhirnya Ahyad mencari jalur lain.

Tapi ternyata, saat keluar gedung, di halaman pondok ramai sekali. Banyak santri yang sedang bermain voli. Ahyad berusaha bersikap tenang dan berhasil berjalan melewati mereka. Tiba-tiba sebuah smash bola yang keras menghantam kepalanya, dan semua gelap. Ahyad pun gagal kabur.

Sementara kedua teman Ahyad yang lama menunggu, justru bertemu orang gila yang menodongkan pisau pada mereka. Sehingga akhirnya mereka berlari mencari perlindungan masuk pondok, jadi gagal kabur juga.

Mereka bertobat dan berjanji untuk tidak lagi-lagi kabur.

Sejak saat itu, Ahyad mulai menerima kehidupan pesantren dan belajar mensyukuri.

Ahyad belajar giat. Saat antri di kamar mandi, bisa sambil murojaah hadits nabi. Saat makanpun dinikmati dan disyukuri jadi terasa lezat. 

Film the power of taubat dan kelapangan hati (tangkapan layar Al bahjah TV)
Film the power of taubat dan kelapangan hati (tangkapan layar Al bahjah TV)

Lambat lain Ahyad memahami, bahagia itu bukan di saat semua keinginan terpenuhi, tapi di saat bisa menerima keadaan dengan lapang hati.

Di saat mulai bertobat, Ahyad justru mendapat kabar Abi dan ummi nya meninggal karena kecelakaan.

Hal ini membuat Ahyad kembali goyah, tapi saat mengingat pesan ummi nya dan selalu mengingat Allah Ahyad kembali tenang.

Akhirnya Ahyad menjadi santri yang penuh prestasi, meski dia sebenarnya tidak berambisi lagi dengan semua capaiannya. 

Ini perjalanan hamba menuju Illahi.

Yang terpenting jangan pernah merasa tinggi.

Semoga Allah selalu menjaga diri ini.

Sampai langkah ini menemui batas tepi.

(Ahyad, dalam the power of taubat dan kelapangan hati)

Penasaran ingin lihat filmnya? Silakan dibuka di YouTube Al Bahjah TV ya, berikut link nya.



#ramadan bercerita 2024

#ramadan bercerita 2024 hari 22

#THRkompasiana

#ramadan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun