Mohon tunggu...
Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga - Penulis buku Kidung Lereng Wilis(novel) dan Cowok Idola (Kumpulan cerpen remaja)

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramadan Berbalut Nestapa di Hati Tazkia

22 Maret 2024   10:12 Diperbarui: 22 Maret 2024   10:15 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dek, ayo ikut pengajian!" Mas Tyo mengajaknya di saat sudah siap berangkat. Berbaju Koko dan berkopiah putih Mas Tyo terlihat tampan dan Sholeh. Tazkia meringis saat sadar telah melamun kan suaminya sendiri. 

"Ayuk berangkat!" Tazkia berdandan seperlunya hanya dalam waktu beberapa menit. Mas Tyo segera duduk di belakang kemudi yang mobilnya sudah dipanasi sejak tadi.  Tazkia duduk di sampingnya. Mereka berangkat ke Pondok untuk mengikuti pengajian.

Sampai di sana pengajian sudah dimulai.

Mas Tyo dan Tazkia berpisah. Mengambil tempat duduk di barisannya masing-masing.

Tazkia bersama jamaah wanita, dan Mas Tyo bersama jamaah lelaki.

Tazkia mendapat tempat duduk di belakang. Hanya mendengar suara Ukhti Nur Jannah tanpa melihat orangnya. Suara Ukhti Jannah lembut tapi tegas. Empuk enak didengar memberikan materi yang sedang viral. "Perselingkuhan!"

Apakah terbersit juga untuk selingkuh di hati orang-orang seperti Ukhti Nur Jannah, dan semua jamaah yang khusyuk mendengarkan bahaya selingkuh?

Ah, Tazkia menghapus pertanyaan konyol yang sempat lewat di benaknya 

Tazkia tunduk mendengarkan apa yang disampaikan ukhti Nur. "Wajahnya pasti cantik," batin Tazkia. Dirinya memang belum pernah bertemu atau melihat wajah Ukhti Nur. 

Posisi duduknya di belakang, dan tubuh pendeknya tak mampu menjangkau untuk melihat sosok Ukhti Nur. Hanya suaranya yang jelas terdengar di telinga Tazkia.

"Semoga kita tidak pernah terbersit apalagi melakukan perselingkuhan ya. Perselingkuhan itu sangat berbahaya. Dosanya lebih besar dari zina!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun