Hidup sederhana terencana, apakah kondisi seperti saat kita berkemah?
Biasanya, saat kita ingin berkemah, semua sudah direncanakan. Tetapi kita cenderung membawa peralatan seadanya dan perbekalan secukupnya.Â
Kitapun siap menghadapi kondisi darurat. Mungkin begitu gambaran hidup sederhana terencana.
Namun Saat ini kita akan membahas tentang kehidupan di alam yang tidak bisa dipisahkan dari hidup sederhana terencana.
Hidup menyatu dengan alam mungkin lebih costless dan murah karena tinggal mengambil dan memanfaatkan apa yang ada di alam.
Tapi jangan lupa, kehidupan di alam juga akrab dengan binatang liar yang bisa membahayakan jiwa, di antaranya ular.
Salah satu acara yang menarik dan bermanfaat dalam acara happy camp CVI Jatim di Bumi Perkemahan Kandangan, Madiun 3/3/2024 adalah adalah memberi edukasi pada anak-anak tentang seluk beluk ular dan pertolongan pertama pada gigitan ular.
Yuk kenali seluk beluk ular, mitos dan cara mengatasi gigitan ular.
Mengenal karakter ular berbisa dan yang tidak berbisaÂ
1. Ular berbisa biasanya bersifat nocturnal.
 Ular berbisa, biasanya merupakan binatang malam yang beraktivitas pada malam hari.
Jadi kalau kita digigit ular pada malam hari, besar kemungkinan kita digigit ular berbisa.
Sedang ular yang menggigit saat pagi, siang, atau sore sebelum Maghrib, biasanya ular tidak berbisaÂ
2. Ular berbisa biasanya pandai berkamuflase.
Ular yang pandai berkamuflase, misalnya dengan warna kulit menyerupai tanah, atau daun kering. Menyerupai sulur atau hijau daun, biasanya merupakan ular berbisa yang kehadirannya seringkali tidak kita sadari.
3. Ular Berbisa biasanya berani menentang manusia dan gerakannya lambat.
 Sedang ular tidak berbisa, biasanya gerakan nya cepat, sehingga saat kaget bertemu manusia, akan pergi secepatnya melarikan diri.
Tapi ular berbisa akan langsung menghadapi manusia dan menyerang.
4. Gigitan ular berbisa biasanya kecil dan dalam seperti luka suntik.
Sedang gigitan ular tidak berbisa, biasanya robek seperti terkoyak dan tidak dalam.
Hal ini karena gigi taring ular berbisa akan menancap dalam sambil mengeluarkan bisanya.
Luka seperti suntik ini bisa 1,2,3 atau 4. Tergantung lama waktu interaksi gigitan.
5. Ular jarang sekali menggigit manusia, kecuali merasa terancam.
Lalu bagaimana cara mengatasi atau langkah apa yang harus dilakukan saat digigit ular?
Yuk kita simak Simulasi Pertolongan Pertama Pada Gigitan Ular (berbisa)
1. Jangan menggerakkan persendian, terutama yang paling dekat dengan bekas gigitan.
Hal ini karena bisa ular bergerak melalui pembuluh getah bening, bukan melalui aliran darah. Sehingga bisa akan mengalir melalui pembuluh getah bening, jika anggota tubuh dan persendian digerakkan.
2. Jangan mengikat anggota tubuh atau persendian.Â
Karena hal ini bisa menimbulkan bengkak, dan mengalami pembusukan, sehingga harus diamputasi.
3. Agar sendi dan anggota gerak yang digigit ular tidak banyak bergerak, bisa dipasang bidai.
Benda-benda di sekitar bisa digunakan sebagai bidai. Kalau ada papan yang agak lebar, bisa gulungan kecil matras, ranting kayu yang agak besar, atau apa saja.
Bidai ini yang harus diikat, tapi jangan terlalu erat. Ikat dengan 2/3 tali. Yang penting bisa menahan anggota tubuh dan persendian agar tidak digerakkan.
4. Setelah dipasang bidai, korban gigitan ular ditidurkan miring.
Kenapa ditidurkan miring?
Ada sebuah kasus, korban gigitan ular sebenarnya masih bisa terselamatkan. Tapi karena posisinya tidur terlentang, sementara korban merasa pusing dan muntah, muntahnya berhenti di tenggorokan dan menutup jalur nafas.Â
Jadi, korban meninggal bukan karena gigitan ular, tapi karena tidak bisa bernafas. Sebab jika manusia tidak bernafas selama 3 menit, maka akan mengalami kematian.
Tapi jika posisi Korba gigitan ular miring, jika mual dan muntah, muntahnya bisa keluar, sehingga masih tetap bisa bernafas.
5. Segera bawa korban gigitan ular ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Untuk lebih jelasnya, yuk saksikan video simulasi Pertolongan Pertama Pada Gigitan Ular.
Untuk mitos dan pertanyaan seputar ular,kita lanjutkan di artikel selanjutnya ya, biar nggak bosan.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H