"Aku juga!" Jawab yang lain. Kebetulan yang di situ semua lelaki.
"Siapa yang jadi terserah, yang penting kantong tebal, banyak amplop!"
"Amplop kosong?" Hahaha...mereka kembali tertawa riuh tanpa beban, tak peduli meski beda pilihan.
Saya hanya tersenyum. Pelaksanaan pemilu yang santai dan damai tentu tak terlepas dari sense of humor yang tinggi dari masyarakat.
Tentunya nggak ada salahnya ditentukan Penetapan Hari Komedi, agar semua orang bisa merasakan suasana lucu dan damai.
Komedi yang identik dengan kelucuan dan humor tentunya juga bisa mengatasi masalah kesehatan mental yang sering berjangkit pasca pemilu.
Tapi tampaknya, pemilu kali ini lebih sedikit caleg yang mengalami gangguan mental. Ini juga tidak terlepas dari rasa humor yang tinggi dari masyarakat yang membuat para caleg lebih santai.
Seperti foto-foto humor pemilu yang menyindir para caleg, tapi bisa jadi hal seperti itu benar-benar terjadi meski dalam nominal yang berbeda.
Mungkin para caleg lebih berhati-hati saat menyebar uang secara diam-diam dan bersyarat, sehingga jika kalah, mereka tidak terlalu banyak kehilangan materi.
Bahkan ada berita viral tentang kekonyolan yang terjadi pada caleg gagal yang membongkar kembali paving yang dihibahkan karena dirinya gagal menjadi caleg.