Bu Harti sibuk melayani pembeli sambil sesekali membolak balik gorengannya. Heci dan tempe goreng. Selesai melayani pembeli yang memborong heci, aku memesan nasi pecel pada Bu Harti.
"Nasi pecel, Bu. Pakai pincuk. Pesanku. Lauknya tambah telur nggak?" Tanya Bu Harti.
 Kulirik ada telur dadar di situ.
 "Telur ceploknya ada, Bu?"
" Nggak ada". Adanya telur dadar. Tadi semua bawa dari rumah, jadi telur mentahnya ditinggal. Kalau terbawa, saya ceplokin di sini, Bu."Â
"Ya, sudah, nggak papa,Bu." Kataku.
 Bu Harti meracik pesananku, nasi pecel dengan lauk tempe goreng yang masih panas.
"Itu tadi tempenya saya goreng lagi, Bu. Soalnya kalau bawa dari rumah, sampai sini sudah lemes, letoi tempenya. Tidak krispi lagi."
 "Iya, Bu. Ini enak, hangat dan renyah. " Kataku sambil menikmati nasi pecel lauk tempe yang lezat.Â
Enaklah, soalnya memang ini sarapan yang kuinginkan.
"Satu lagi?" Tanya Bu Harti. "Satu saja, saya cuma sendiri,kok!" Jawabku sambil celingukan, jangan-jangan Bu Harti melihat ada sosok lain di sisiku. Pertanda apa nih. Hihihi ..