Sekilas waduk widas, indah bestari membekas,
bekas kali bening umbul bertawas,
tawas berthawaf taddabur cinta,
cinta bercita suka bergema.
Alam subur rakyat tertidur, tiada puas saling udur,
padahal usia semakin uzur, makmur.makmur.makmur, berniatlah tiada kendur,
 kenduri berhajad tak butuh zakat,
 zakat infaq dan shadaqoh, gak usah pikir tuh si kokoh.
Takdir, satir, layang kumitir, janganlah kaupelintir,
berhati dian walau senthir,
senthir asmara patut bertabir, tabir  asmaNya kita bertakbir.
Bertingkah dlm dzikir,
 tidaklah mudah, menjadi amir,
tanpa  pikir jiwa tergelincir, ciri khas sang ahli pikir,
 endap sejenak nyawa bertasbih,
 tasbih berpalung calung berdegung, sambil lalu memuja panjalu,
kediri bercandra bulan tersenyum. Senyum manis adinda terkulum rupa,
rupa raja ratu menyaru,
Senyumku ibadahku.....
#Puisi saat lagi blank
#Waduk Widas sebagai pariwisata berkelanjutanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H