Demit? Apa itu?Â
Menurut KBBI, demit atau dedemit adalah makhluk halus jahat dan suka mengganggu manusia. Roh jahat
Serem dong.
Eits...jangan merinding dulu.
Ini adalah tema dan cerita drama musikal yang ditampilkan oleh kelas 4 Ali bin Abi Thalib. Jadi jangan takut ya.
Kata demit, "sekarang sudah tidak jamannya manusia takut sama demit. Demit saja nggak takut sama manusia,masak manusia takut sama demit." Eh..
Yuk kita simak drama musikal yang ditampilkan siswa siswi kelas 4 MI Bahrul Ulum ini.
Cerita diawali dengan adanya pohon angker yang dianggap sering makan korban dan menjadi rumah hantu.Â
Banyaknya orang meninggal karena kecelakaan dan adanya demit yang sering menakuti warga membuat Bu lurah berang.
Bu Lurah ingin menebang pohon, apapun yang terjadi.
Salah satu warganya beralasan, kalau tidak ada warga yang berani menebang pohon itu.
Bu Lurah tetap ingin bersikeras untuk menebang pohon itu, kalau perlu pakai bom!
Akhirnya warga melaporkan keinginan Bu lurah untuk menebang pohon pada Pak Kyai. Tokoh masyarakat yang dianggap bijaksana dan mempunyai kemampuan melihat demit.
Di sini digambarkan kekonyolan dan kelucuan dunia demit.Â
Tapi tak lama salah satu warga melaporkan pada ratu demit, bahwa pohon tempat tinggal mereka akan ditebang.
Bu Lurah sudah siap mendatangi pohon angker itu, tapi segera disusul warga dan Pak kyai.
Bu Lurah yang masih ngotot ingin menebang pohon, dibuka mata batinnya oleh Pak Kyai, sehingga bisa melihat demit dan teman-teman nya.
Mereka berdebat. Bu Lurah marah pada demit karena suka menakut-nakuti dan juga menyebabkan banyak orang meninggal karena kecelakaan di tempat itu.
Tapi ratu demit berkilah, bahwa mereka tidak bermaksud menakut-nakuti, bahkan ingin berteman dengan manusia.
Kalau banyak orang yang meninggal, itu karena sudah takdir Alloh. Sedang yang sering kecelakaan, karena mereka suka melanggar peraturan lalu lintas.
Saat perdebatan panas, Pak Kyai menengahi, dan meminta demit dan manusia berdamai. Sebab demit dan manusia sama-sama makhluk Allah, hanya berbeda dimensi.
Akhirnya demit dan manusia berdamai.
Drama ditutup dengan menyanyikan lagu perdamaian dan menari bersama.
Perdamaian perdamaian
Perdamaian perdamaian
Perdamaian perdamaian
Perdamaian perdamaian
Banyak yang cinta damai
Tapi perang makin ramai
Banyak yang cinta damai
Tapi perang makin ramai
Bingung bingung ku memikirnya
(Lirik Lagu Perdamaian, Nasida ria)
Selain itu, ada juga penampilan kelas empat lainnya, yaitu tari burung dadali.Â
Kalau ingin jajan, ada bazar yang kali ini diisi oleh wali murid kelas 2 MI Bahrul Ulum.
Mereka memakai topi ala koki dan berpose bersama di tempat bazar bersama ibu walikelas.
Daftar referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H