"Ibu.....! " Air mataku meleleh.Â
Ada sesak di dada. Ada haru dan pilu setiap mengenang Ibu. Teringat di saat-saat terakhir, bagaimana aku membersamai Ibu.Â
Mungkin masa kecilku lebih dekat dengan bapak. Saat kecil, aku sering memasak bersama bapak. Ikut Bapak ke  Tegal memanen jeruk. Bahkan belanja ke pasar bersama bapak. Itu karena ibu mengajar jauh di Kutoarjo, jadi harus berangkat pagi-pagi, dan saat pulang sudah lelah.
Sedang kantor bapak dekat dengan rumah,jadi bisa lebih cepat berada di rumah.
Tapi sebagai anak perempuan, tetap saja aku dekat dengan Ibu juga.
Apalagi sejak bapak berpulang ke Rahmatullah 23 tahun yang lalu, tentunya Aku semakin dekat dengan Ibu.
Saat anak-anakku dewasa, aku lebih dekat dengan Ibu. Lebih sering mengunjunginya karena Ibu mulai sakit-sakitan.
Sebagai satu-satunya anak yang tidak terikat pekerjaan formal, aku lebih bebas untuk kapan saja mengunjungi dan membersamai Ibu.
Sebenarnya Ibupun tipe orang tua mandiri yang tidak suka merepotkan putra putrinya. Tapi di saat sakit, tentunya ibu butuh teman. Baik untuk menemani ngobrol, maupun membantu melakukan aktivitas di saat sakit.