Antara Mudik, clorot dan pangan lokal.
Di sana ada cerita yang terukir dan kenangan yang kekal.
Manisnya kue lapis menjadi kesan yang tak mudah ditepis.
Tapi di sana ada warna warni cerita tetua yang terlukis dalam kue lapis.
Sayup adzan mengalun lembut.
Mengingat kisah relegius yang berhembus.
Tentang toleransi dan saling menghargai.
Yang kini kembali bersemi.
Antara Mudik, clorot dan pangan lokal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!