Bayangan kecil menyusuri pematang.
Bergerak di antara bibit-bibit padi menghijau.
Sesekali turun ke sawah menangkap Melik, ikan mungil santapan belut sawah.
Kenangan manis yang menjadi jejak yang tak pernah musnah.
"Hai, cewek itu dapat belut yang besar!"
Teriak anak kota yang takjub pada belut yang menggelepar di ujung mata kailku.
Aku asyik sendiri, tak peduli tatapan heran dan mungkin kagum.
Ah, emang gue pikirin.
Aku tersenyum sendiri. Saat seperti itu mungkin takkan kembali.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!