Oalah, yang ini. Kalau aku mungkin menyebutnya mangut ikan pari. Kesukaan almarhum Gus Dur, yang pernah menjadi Presiden Indonesia. Konon katanya, mangut ikan pari adalah salah satu kuliner kesukaan beliau.Â
Kalakan ini nikmat disantap bersama tiwul, sambal dan urap atau sayur lain seperti cah, tumisan atau oblok-oblok.Â
Seperti yang disajikan pagi ini, saat kami menikmati makan pagi di Pendopo yang terletak tepat di depan Pantai Pidakan.Â
Sayur kalakan disajikan bersama tumis sawi hijau, tahu, tempe goreng dan perkedel ikan.Â
Sementara minumnya es degan kelapa asli yang langsung dipetik dari pohonnya. Segar dan nikmat.Â
Terus yang kuherankan, Mbak Ana, temannya ayah kan mau membawakan kalakan, apa sayur seperti itu? Apa nggak ribet bawa-bawa sayur berkuah?Â
"Nggak! " Kata ayah. Yang dibawa Ana kan kalakan kering. Jadi nggak ribet mengemasnya.Â
"Oh, begitu? "
Sayangnya Mbak Ana tidak jadi ikut ke pantai karena ada undangan manten. Akhirnya janjian sama ayah ketemuan di jalan menuju pantai.Â
Saat pulang dan membuka oleh-oleh, aku baru ngeh, bahwa kalakan juga digunakan untuk menyebut ikan pari asap atau iwak pe asap. Setiap potongnya ditusuk lidi untuk pegangan, dan diasap.Â